Suara.com - Lembaga survei Indonesia Political Survey & Consulting (Survei Indopol) memutuskan untuk tak merilis hasil jajak pendapat mengenai elektabilitas capres dan cawapres di Pilpres 2024 bulan Januari 2024 ini. Pihak Indopol mengklaim menemukan sejumlah anomali saat melakukan penelitian pada 8-15 Januari.
Direktur Eksekutif Indopol Survei, Ratno Sulistiyanto, mengatakan temuan survei Indopol di Provinsi Jawa Timur, ditemukan adanya pergeseran elektabilitas capres-cawapres jika dilihat dari pola dukungan di tiap-tiap wilayah kabupaten, khususnya di wilayah basis pemilih PDIP.
Angka pemilih yang belum menentukan atau undecided voters terlalu tinggi hingga dianggap tidak normal. Di antaranya seperti yang didapat di Kabupaten Blitar dengan 85 persen, Kota Probolinggo 43 persen, Kabupaten Banyuwangi 20 persen, dan Kota Bondowoso 70 persen.
"Lalu, Kabupaten Jombang 67.5 persen, Kabupaten Kediri 40 persen, Kabupaten Lamongan 46 persen, dan Kabupaten Mojokerto 55 persen," ujar Ratno kepada wartawan, Kamis (25/1/2024).
Ia menyebut gejala anomali perilaku pemilih ini diperkuat dari permasalahan ekternal dalam penelitian survei ini. Ditemukan beberapa permasalahan di lapangan dari laporan para surveyor seperti, di Jawa Timur yang mencakup Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Blitar, Kabupaten Banyuwangi tercatat ada permasalah pihak kelurahan tidak memberikan stempel di lembar acak KK dengan alasan sudah mendekati Pemilu 2024.
Pihak kelurahan disebutnya melakukan ini agar wilayahnya tidak terpetakan secara politik.
"Selain itu, kata surveyor, ketua RT menyampaikan bahwa hasil kesepakatan warga di wilayahnya untuk sementara waktu tidak menerima survei, agar wilayahnya tidak terpetakan dan tidak berimbas pada penerimaan bansos," katanya.
Lalu di Kabupaten Bangkalan, kepala desa memilihkan nama responden dengan dalih keamanan dan menjaga daerah tetap kondusif secara politik.
Wilayah Kabupaten Lamongan, kepala desa menolak wilayahnya untuk dijadikan wilayah terpilih dalam survei diakibatkan ketakutan akan pengalaman akan pilkada sebelumnya terkait dievaluasi PKH di daerah tersebut.
Baca Juga: Penyaluran Bansos Beras 2024 Dijamin Cepat dan Tepat Waktu, Begini Strateginya
Di wilayah Jawa Barat seperti Kota Depok, Kota Bandung dan Kota Bekasi, permasalahnnya ada beberapa RT menyarankan tidak melakukan survei random KK karena takut ada masalah politik.
"Selain beberapa wilayah kelurahan survei menolak didatangi lembaga survei dengan dalih lembaga survei telah mendukung salah satu paslon capres-cawapres," jelasnya.
Ratno mengatakan, secara metodologi memang sudah ada solusi untuk mendapatkan responden pengganti. Namun, menurutnya kejadian ini adalah gejala munculnya anomali perilaku pemilih.
Kebanyakan pemilih bahkan tak mau memberikan jawaban atau menyatakan tidak tahu.
"Artinya bahwa angka elektabilitas capres-cawapres 2024 tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya," tuturnya.
"Oleh karena itu, hasil survei Indopol Survei pada periode 8-15 Januari 2024 ini diputuskan tidak merilis/mempublikasikan hasil survei tersebut," tambahnya memungkasi.
Berita Terkait
-
Pastikan Penyaluran Bansos Berjalan, Menko Airlangga Kunjungi Warga Indramayu
-
Kolaborasi Salurkan Donasi untuk Cegah Stunting dan Gizi Buruk di Indonesia
-
Penyaluran Bansos Beras 2024 Dijamin Cepat dan Tepat Waktu, Begini Strateginya
-
Lihat Antusias Warga Sidoarjo, Ganjar Yakin Menang Satu Putaran di Jawa Timur
-
Profil Pesantren Al Falah Ploso, Lokasi Pernikahan Mewah Gus Sunny dengan Perempuan 18 Tahun
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024