Suara.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengecam tindakan penganiayaan diduga oleh aparat terhadap pendukung Ganjar-Mahfud saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Gunungkidul, DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.
"Ya itu kami sayangkan sekali ada oknum-oknum yang melakukan itu," kata Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024).
Ia berharap aparat betul-betul bisa menerapkan pesan Presiden Jokowi tentang menjaga netralitas dalam Pemilu 2024.
"Di sinilah yang kami harapkan dan menghimbau semua, tolong dan diperhatikan apa yang sudah dikatakan oleh presiden. Apa yang dikatakan oleh para pemimpin di negara ini yang mengatakan netralitas, netralitas, netralitas. Dan semua ini, kita semua masyarakat mempunyai hak," ujarnya.
Ia pun mengingatkan pentingnya soal hak asasi manusia atau HAM dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, yang terjadi justru aparat bertindak sewenang-wenang.
"Di sini hak asasi manusia sangat penting. Dan di sini bicara demokrasi sangat penting. Semua mempunyai hak untuk mengutarakan isi hatinya," tegasnya.
"Kami mengiatkan kembali kepada semuanya, sudah ada komitmen bahwa netralitas, netralitas, netralitas. Dan memastikan demokrasi dan hak asasi manusia dijaga," sambungnya.
Lebih lanjut, Arsjad mengatakan pihaknya bakal memberikan bantuan kepada korban penganiayaan tersebut.
"Jadi dengan demikian, bukan hanya yang kejadian di situ, tapi banyak juga laporan-laporan yang ada. TPN juga hadir di sana," tuturnya.
Baca Juga: Survei Elektabilitas Ganjar-Mahfud Jeblok, Ketua TPN: Kami Fokus di Akar Rumput
Pendukung Paslon 03 Dianiaya
Untuk diketahui, seorang warga Gunungkidul menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan berpakaian 'preman' karena membentangkan spanduk beda pilihan saat Presiden Jokowi berkunjung ke Gunungkidul, pada Selasa (30/1) kemarin.
Ketua DPRD Gunungkidul yang juga ketua DPC PDIP Endah Surbekti Kuntariningsih mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan. Dia menilai aparat keamanan telah semena-mena terhadap rakyat yang ingin bertemu dengan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Gunungkidul.
Dia menilai sudah tidak saatnya lagi di saat era demokrasi seperti sekarang ini aparat keamanan bertindak represif, kecuali yang bersangkutan membahayakan presiden. Dia bertanya apa yang ditakutkan seorang presiden dari sebuah spanduk.
"Spanduk itu tidak berisi ancaman terhadap kesemalatan bangsa dan negara maupun kepada Presiden itu sendiri," kata dia.
Endah menilai aparat keamanan bertindak arogan. Di mana saat pihaknya yang sudah 10 tahun berjuang untuk Jokowi untuk menjadi presiden dengan keringat, darah dan air mata.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024