Suara.com - Budayawan sekaligus jurnalis senior, Goenawan Mohamad mengkritik soal sistem kepartaian saat ini yang disebutnya menyulitkan partai baru untuk berkembang. Kebanyakan mereka harus mengikuti arus partai besar agar bisa bertahan.
Hal ini disampaikan Goenawan Mohamad dalam acara penyampaian maklumat untuk Jokowi dari Komunitas Utan Kayu menjelang Pemilu 2024 di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (9/2/2024).
"Sekarang partai adalah barang yang mahal dan oligarki berkuasa sehingga orang yang miskin tidak mungkin bikin partai," ujar Goenawan.
Ia menyontohkan, partai baru yang sulit berkembang adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Akibatnya, sekarang PSI disebutnya harus jual diri ke kekuasaan dan kini diketuai oleh Kaesang Pangarep selaku putra Jokowi agar bisa mendapatkan suntikan dana.
"Kalau mau bikin partai harus jual diri seperti PSI. PSI kan kekurangan dana ya itu kan harus jualan kan," ucapnya.
Goenawan sendiri mengaku sempat bergabung dengan PSI dan memilihnya saat Pemilu 2019 lalu. Namun, ia kini menyebut PSI sebagai antek Prabowo Subianto.
"Kalau tersinggung nggak apa-apa saya anggota PSI. PSI yang sekarang ya, kalau yang dulu gak tahu. Sekarang saya tidak tahu PSI jadi apa, yang jelas jadi antek Prabowo," bebernya.
Ia pun menganggap hal ini sebagai kemunduran dalam sistem demokrasi di Indonesia. Seharusnya, partai baru berani menjadi pembeda dan membawa ideologi untuk menentang kekuasaan serta membela rakyat.
"Itu suatu kemunduran tapi juga pelajaran bagi kita bahwa selama partai-partai berbentuk oligarki ongkos politik berbentuk mahal, selama orang mau menjual dirinya sebagai pelacur, ya demokrasi pasti berat," katanya.
Berita Terkait
-
Pedas! Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Mengerti Politik Reformasi: Waktu 98 Dia Cuma Pengusaha Mebel
-
Makan Malam di Medan, Jokowi dan PSI Makin Mesra, Ada Apa di Baliknya?
-
Isyarat Keras Kaesang Serahkan Kursi Ketum PSI ke Jokowi, Syaratnya Gampang Sekali!
-
Senyum Sumringah Jokowi Kumpul Bareng PSI, Kaesang Pangarep: Terima Kasih Dukungannya
-
Jokowi Dihujani Kritik Civitas Akademika, PSI: Demokrasi Memang Berisik, Cukup Disimak Saja
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024