Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menilai kemenangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka versi hitung cepat alias quick count terjadi karena dukungan Presiden Joko Widodo adalah anggapan yang salah.
Seharusnya, kata Hasto, Indonesia selama ini berdiri karena kekuatan rakyat alias people effect, bukannya Jokowi effect. Karena itu, presiden yang menjadi faktor kemenangan dalam Pemilu adalah anggapan yang salah.
"Jadi kita ini membangun people effect, kekuatan kolektif. Indonesia sejak dulu tidak dibangun oleh kekuatan orang per orang," ujar Hasto di gedung High End, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).
Menurutnya, jika Indonesia bergantung pada kekuatan satu orang akan menjadi sangat berbahaya. Sebab, nantinya sosok yang jadi tempat bertumpu itu bisa saja menyalahgunakan kekuasaannya.
"Terlalu berbahaya kalau republik ini bertumpu pada kekuatan orang per orang," ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam setiap pembuatan kebijakan juga tak bisa diputuskan satu orang saja. Semua pihak harus dilibatkan agar menghasilkan program prorakyat.
"Sehingga yang ada adalah suatu penggunaan dari instrumen-instrumen negara, dari hulu ke hilir," katanya.
Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat alias quick count yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei, Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua, Prabowo-Gibran memperoleh suara kisaran 56-58 persen.
Artinya, jika sesuai dengan penghitungan itu, Prabowo-Gibran akan memenangkan Pilpres dalam satu putaran lantaran suaranya di atas 50 persen.
Baca Juga: PDIP Nyatakan Siap di Luar Pemerintahan Jika Kalah Pilpres, Tapi Bukan Oposisi, Ini Penjelasan Hasto
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024