Suara.com - Banyak orang senang mendengar lagu-lagu lama. Tak pernah bosan meski diputar berulang-ulang. Tak ketinggalan dengan Pilpres 2024. “Lagu lama” soal kecurangan pemilu, bergema merespons kemenangan telak sekali putaran Prabowo-Gibran.
Tudingan dan kecurigaan itu bisa dipahami. Bagaimana pun, kemenangan Prabowo-Gibran adalah sejarah dalam politik demokrasi Indonesia, khususnya di era reformasi. Untuk pertama kalinya kontestasi pilpres yang berisi pertarungan lebih dari dua paslon dimenangkan hanya dengan sekali putaran.
Namun, jika dilihat dengan kacamata holistik, seperti kata Profesor Mahfud MD, tuduhan kecurangan adalah lagu yang biasa didendangkan oleh mereka yang kalah. Secara puitik bahkan dapat dikatakan, menuduh curang adalah hak istimewa yang hanya dimiliki oleh mereka yang kalah. Pendapat Prof Mahfud ini sungguh layak didengar dan mestinya tidak dilupakan.
Kisah serupa sebenarnya bisa kita temukan di berbagai penjuru dunia. Pada Pilpres Amerika Serikat tahun 2020 misalnya, kubu Donald Trump secara konsisten dan masif mengatakan kemenangan Joe Biden sebagai bentuk kecurangan. Tuduhan itu bahkan belum berhenti sampai sekarang.
Filsuf Jerman Friedrich Nietzsche menyebut perilaku semacam itu sebagai slave mentality atau “mental budak”. Alih-alih berlapang dada mengakui kekalahan, mereka yang bermental budak (bukan bermental kesatria) akan mencari ribuan pembenaran dan penyangkalan atas kekalahannya.
Ini ibarat orang yang tidak mampu membeli mobil mewah. Alih-alih bekerja keras agar bisa membeli mobil mewah seperti tetangganya, ia justru menyebut tetangganya sedang pamer kekayaan dan bersikap sombong.
Narasi Kecurangan
Dalam perspektif intelijen, narasi kecurangan yang dituduhkan kepada Prabowo-Gibran saat ini telah masuk ke tahap intensifikasi. Ada empat langkah yang sedang dan telah dilakukan. Pertama, kubu 01 dan 03 membuat siaran pers yang memberi sinyal-sinyal ke masyarakat bahwa kecurangan itu ada.
Merespons hasil quick count, kubu 01 dan 03 terlihat menggunakan narasi yang nyaris seragam. Seolah-olah kemenangan sekali putaran Prabowo-Gibran tidak mungkin terjadi. TPN Ganjar-Mahfud bahkan melempar sinyal seolah-olah akan menggandeng Timnas AMIN untuk mengusut berbagai dugaan kecurangan di Pilpres 2024.
Baca Juga: Gerak-gerik Asing Guyur Rp4 Triliun ke Saham RI Usai Prabowo Unggul Real Count KPU
Kedua, media sosial dibanjiri dengan berbagai konten yang menunjukkan kecurangan pemilu. Dulu, Menteri Propaganda Nazi Paul Joseph Goebbels menggunakan teknik semacam ini. Prinsip dari teknik Goebbels adalah menyebarluaskan berita bohong melalui media massa sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Sederhana namun mematikan.
Ketiga, dibuatnya pemberitaan bahwa dunia internasional tidak menerima kemenangan Prabowo-Gibran. Terlihat adanya upaya untuk mengamplifikasi berbagai headline pemberitaan media asing yang menggunakan diksi-diksi negatif terhadap Prabowo-Gibran. Strategi ini jelas menggunakan prinsip inferiority complex. Diksi-diksi negatif itu seolah valid, hanya karena diberitakan oleh media-media asing.
Keempat, meskipun belum terjadi, namun bau-baunya sudah tercium. Dikhawatirkan tahap intensifikasi akan menuju pada tahap eksploitasi dalam beberapa pekan ke depan. Mereka yang tidak menerima hasil Pilpres 2024 akan melakukan berbagai demonstrasi penolakan. Modus operandi seperti ini juga terlihat di Pilpres Amerika Serikat 2020.
Singkatnya, tuduhan kecurangan sangat mungkin akan terus bergema sampai pelantikan resmi di bulan Oktober nanti. Oleh karenanya, saya akan menggunakan pengukuran yang lebih objektif dalam melihat kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, yakni pengakuan negara lain.
Ucapan Selamat Dunia: Legitimasi Objektif
Pengakuan negara lain atau negara sahabat adalah legitimasi objektif. Saya mengatakan objektif karena negara-negara tersebut jelas bukan partisan. Mereka bukan kubu 01 atau kubu 03 yang menjadi kompetitor Prabowo-Gibran. Kemudian, ini yang terpenting, ucapan selamat tidak mungkin disampaikan secara sembarangan oleh suatu negara.
Berita Terkait
-
Gerak-gerik Asing Guyur Rp4 Triliun ke Saham RI Usai Prabowo Unggul Real Count KPU
-
Prabowo Rampungkan RS Pusat Pertahanan Negara dan 25 RS TNI: Bermanfaat untuk Masyarakat Umum
-
Prabowo Dampingi Jokowi Resmikan RS TNI Terbesar RI, Fasilitas 1.000 Bed dan 11 Ruang Operasi
-
Biodata dan Agama Rajif Sutirto, Sespri Prabowo Calon Saingan Berat Mayor Teddy, Masih Single?
-
Makin Lengket dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Tenteng Tas Miliaran Saat Perawatan Bareng Rizky Irmansyah!
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024