Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkap, banyak kepala daerah petahana yang enggan maju lagi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hal tersebut terjadi dikarenakan penyalahgunaan kekuasaan alias abuse of power yang dilakukan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Hasto mengatakan, Jokowi telah melakukan abuse of power dengan mengerahkan kekuatan negara dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dengan menerapkan politik uang alias money politic.
Baca Juga:
KPU Sebut Gugatan Ganjar-Mahfud yang Singgung Abuse of Power Jokowi Salah Sasaran
Akibatnya, para kepala daerah takut nantinya biaya politik dalam Pilkada akan semakin mahal.
"Begitu banyak kepala daerah yang baik yang mikir-mikir ulang, bahkan ada yang tidak mau maju menjadi kepala daerah karena apa? Karena mereka tahu bahwa abuse of power Presiden Jokowi ini telah menciptakan harga politik yang mahal," ujar Hasto dalam diskusi di Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).
Hasto mengatakan, dalam Pilpres kemarin saja para kepala desa di berbagai daerah mendapatkan suntikan dana sebesar Rp200 juta untuk menggerakkan masyarakat memilih salah satu calon.
Ia pun khawatir jadi terbiasa dengan money politic dalam setiap kontestasi politik hingga berujung matinya demokrasi.
"Sehingga banyak, karena pilihan presiden itu serasa pilihan kepala desa, maka banyak calon-calon kepala daerah, wakil kepala daerah yang akan bertarung pada November 2024 sekarang mencari cara, berapa dana?" ucapnya.
Baca Juga: Klaim Sudah Dapat Restu dari Jokowi Gabung Golkar, Bobby Nasution Dapat Doa Terbaik dari Mertua
Baca Juga:
Jokowi Bilang Presiden hingga Menteri Boleh Berpihak, Pengamat: Kan Problemnya Abuse of Power
Padahal, kata Hasto, seharusnya kontestasi politik ini merupakan adu gagasan yang didapatkan lewat pendidikan politik dari tiap partai. Namun, nyatanya saat ini masyarakat malah memilih karena pemberian uang.
"Kaderisasi, sekolah partai dengan melalukan kerja rutin turun ke bawah 5 tahunan, ketika H-7 (Pemilu) itu bisa dirusak dengan satu proses kecurangan pemilu yang direncanakan dengan sistematis dan masif tadi," jelasnya.
"Ini juga mematikan sistem meritokrasi. Karena nggak ada lagi. Untuk menjadi pejabat negara harus mencari hubungan kekeluargaan dengan kekuasan. Tanpa itu maka tidak akan ada," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
MK Urung Panggil Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres, Begini Kata Analis
-
Jalan Mulus Politik Bobby Nasution: Meski Dipecat PDIP, Enteng Ditawari Maju Pilgub Sumut oleh Golkar
-
Singgung Isu Perpecahan Jokowi-Prabowo, Mahfud MD Sebut Dinamika Mulai Bergejolak Usai Putusan MK
-
Sudah Temui Eks Warga Kampung Bayam di Rusun, Heru Budi Bilang Gini
-
Klaim Sudah Dapat Restu dari Jokowi Gabung Golkar, Bobby Nasution Dapat Doa Terbaik dari Mertua
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024