Suara.com - Perusahaan produsen denim, PT Levi Strauss Indonesia (Levi’s), menyosialisasikan aktivitas sosial tahunan mereka, yaitu kampanye Recycle Jeans.
Kampanye Recycle Jeans Levi’s tahun ini digelar dari tanggal 20 Mei 2014 hingga 20 Juni 2014. Levi’s akan mengundang konsumen untuk menyumbang celana jeans bekas mereka yang masih layak pakai ke counter Levi’s, yang kemudian disalurkan kepada NGO di Indonesia.
Tahun ini, Levi’s bekerjasama dengan lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Yayasan Anak Cinta Bangsa (YCAB) untuk membantu proses distribusi celana jeans kepada komunitas yang membutuhkan.
Commercial Director PT Levi Strauss Indonesia Summesh Wadha mengatakan bahwa Levi’s percaya dapat membuat perbedaan dengan menyampaikan isu-isu sosial dan menyemangati publik untuk tidak hanya menyelesaikan masalah pribadi, namun juga masalah yang berada di sekitar komunitas mereka.
Levi’s sejak 2009 telah menyelenggarakan kampanye Recycle Jeans dan telah terkumpul sebanyak 60 ribu celana jeans dan telah diberikan kepada lembaga sosial. Wadha berharap tahun ini Levi’s dapat memberikan 25 ribu celana untuk komunitas yang membutuhkan.
“Hal ini merupakan alasan kenapa kita membuat program sosial, agar konsumen kami dapat membalas dan membantu komunitas yang membutuhkan,” kata Wadha dalam siaran pers yang diterima suara.com.
Direktur Komunikasi ACT Iqbal Setyarso menambahkan donasi berbentuk Recycle Jeans ini bukan perjalanan sebuah celana semata, tapi merupakan sejarah menghidupkan hati sekaligus menghasilkan narasi besar, yaitu perjalanan lintas bangsa yang judulnya hubungan antar sesama manusia.
Iqbal mengatakan program ini awal yang baik, bagaimana sebuah gaya hidup adalah sebuah gerakan, juga bukan hanya dengan gaya pakaian semata, namun dengan merasakan derita sesamanya.
“Kami juga tidak membagikan sebuah gerakan, namun juga membagikan sebuah semangat. Teman-teman hari ini adalah merupakan kolaborasi indah antara corporate, NGO dan para relawan. Mudah-mudahan ini bukan hanya sekedar membesarkan Jeans Levi’s yang memang sudah mendunia, namun bisa mengaktivasi hati-hati yang mulai mati, dengan banyaknya masalah di sekitar kita,” kata Iqbal.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow