Suara.com - Gosip dalam sebuah hubungan kerja sering tak terhindarkan. Kadang gosip memang bermanfaat bagi pekerjaan kita, tapi sering mengganggu atau bahkan merusak semangat kerja.
Lalu bagaimana menghadapi rekan kerja yang hobi bergosip, tak hanya saat di kantor tetapi juga di media sosial. Sementara Anda telanjur berteman baik dengannya baik di tempat kerja maupun di media sosial.
Dr Christina Zampitella, seorang psikolog klinis, mengakui berada dalam situasi ini memang sangat-sangat tidak nyaman. Tapi Anda bisa mengatasi situasi ini secara singkat, yakni dengan menjaga batas-batas yang tepat antara kehidupan pribadi dan profesional Anda.
Tapi, sepertinya Anda benar-benar hanya memiliki dua pilihan yang layak - dan keduanya memiliki potensi untuk mendapatkan berantakan. Berikut rekomendasi Zampitella dengan kegagalan Facebook ini.
Opsi 1: Unfriend dan abaikan
Jika Anda adalah orang yang non-konfrontatif, tapi di pikiran Anda tidak ingin terjebak dalam situasi tidak mengenakkan ini, maka 'tutup' mata Anda dan tinggalkan zona itu. Anda tidak akan memenangkan penghargaan untuk keberanian, tetapi Anda juga tidak akan terseret ke dalam 'drama' kantor.
Meski rekan kerja Anda tidak pernah belajar cara membuat batas-batas yang tepat, itu tidak berarti dia tidak akan bertanya mengapa Anda meng-unfriend dirinya. Tapi dia akan segera menyadari Anda lebih sebagai "teman kerja" daripada teman sejati, tanpa Anda menjelaskannya. Kemungkinannya, Anda akan menjadi salah satu topik pembicaraanya. Tapi tidak perlu khawatir tentang hal itu yang penting masalah dipecahkan.
Opsi 2: Berbicara empat mata dengannya.
Jika gosip itu mengganggu Anda dan Anda tahu itu salah, maka cobalah berbicara dengan rekan kerja Anda secara langsung. Gunakan ini untuk mendekatinya dengan cara yang ramah dan membuka topik dengan cara yang mengatakan, "Saya melihat keluar untuk Anda."
Anda tidak perlu menegur dia atau bahkan menceritakan apa yang harus dilakukan, karena Anda bukan bosnya. Kecuali Anda melihat kasus ini sangat serius, Anda bisa mengatakan pendapat Anda sambil menegaskan bahwa Anda masih bisa bekerja sama sebagai rekan kerja. Pada akhirnya, keputusan memang sepenuhnya di tangan dia. Tapi tak ada salahnya, untuk sementara menjadi teman dan membantunya menghentikan kebiasaan buruk kebaikan kolega Anda. (refinery29.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Hobi Ikan Hias Naik Level, Kini Punya Panggung Kompetisi Nasional
-
Ini 6 Shio yang Diramal Paling Beruntung Besok 24 Desember 2025, Siap-Siap Hoki!
-
7 Brand Sepatu Lokal Size Besar untuk Solusi Kaki Lebar, Ada Nomor 44-45
-
Yura Yunita Ungkap Pengalaman Rambut Rontok: Bukan Soal Potong Rambut, Tapi Perawatan Kulit Kepala
-
Dari Krisis Usia Petani ke Peluang Baru bagi Anak Muda Indonesia
-
Tips Eksfoliasi Aman untuk Kulit Kering agar Skincare Meresap Lebih Maksimal
-
5 Sunscreen Lokal untuk Memperbaiki Skin Barrier, Kulit Lebih Sehat dan Kuat
-
5 Rekomendasi Parfum Artis Pilihan Tasya Farasya, Ada yang Mirip Brand Mewah Senilai Jutaan
-
Evolusi Seni Patung Kontemporer Indonesia di Era Material dan Teknologi Baru
-
5 Skincare Teratu Beauty Khusus Kulit Berjerawat, Cocok untuk Dewasa dan Harga Terjangkau