Suara.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa perempuan dengan penyakit mental lebih berisiko menjadi korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian yang dilakukan di Inggris itu menunjukkan, perempuan dengan penyakit mental lima kali lebih berisko mengalami pelecehan dibandingkan perempuan normal, dan dua sampai tiga kali lebih mungkin menderita kekerasan dalam rumah tangga.
Penelitian itu menemukan bahwa 40 persen perempuan yang disurvei dengan penyakit mental yang berat mengalami perkosaan atau percobaan perkosaan di masa dewasa. Yang mengkhawatirkan 53 persen dari mereka mencoba untuk bunuh diri.
"Jumlah korban perkosaan di antara perempuan dengan penyakit mental yang berat sangat mengejutkan," kata Hind Khalifeh yang memimpin penelitian yang dilakukan University College of London di Inggris.
Temuan ini didasarkan pada survei acak terhadap 303 yang diambil dari pasien kejiwaan, pasien yang telah berhubungan dengan pelayanan masyarakat selama satu tahun atau lebih, 60 persen di antaranya didiagnosis skizofrenia.
Mereka diwawancarai menggunakan kuesioner Survey Kejahatan Inggris untuk kekerasan dalam rumah tangga dan seksual dan respon mereka dibandingkan dengan mereka yang berasal dari 22.606 responden dari survei kejahatan nasional 2011-2012.
Hasilnya disesuaikan untuk berbagai faktor sosio-ekonomi termasuk usia, etnis dan status perkawinan.
"Studi ini menyoroti bahwa pasien dengan penyakit mental parah meningkatkan risiko menjadi korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga," kata peneliti senior Louise Howard, seorang profesor di King College London di Inggris. (timesofindia.com)
Berita Terkait
-
Jakarta Feminist Soroti Kasus Femisida 2024: Satu Perempuan Dibunuh Setiap Dua Hari di Indonesia!
-
Richard Lee Pasang Badan untuk Korban Pelecehan Ulama, Ini Alasannya!
-
Richard Lee Pasang Badan Bela Korban Pelecehan Seksual oleh Oknum Kiai di Bekasi: Dicabuli Sejak SD
-
Miris! Anak 10 Tahun di Samarinda Jadi Korban Eksploitasi Seksual: Ibu dan Ayah Tiri Terlibat
-
Filipina Bergejolak: Demo Anti-Korupsi Berujung Ricuh di Ibu Kota
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Terpopuler: Berapa SPP di Sekolahnya Gibran? Sehari 10 Ribu Masih Bisa Nabung
-
Rahasia Kreasi Kopi Kekinian: Coconut Milk, Bahan Lokal yang Mengguncang Industri Minuman!
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?