Accenture Indonesia, perusahaan global management consulting, servis teknologi, dan outsourcing mengemukakan jumlah Chief Technology Officer (CTO) atau chief operating officer (CEO) perempuan akan terus bertambah pada tahun 2030.
Perkiraan ini didasarkan pada hasil penelitian yang mengikutsertakan sekitar 3.300 responden dari 30 negara.
Di Indonesia, penelitian ini melibatkan 100 responden. Hasilnya, 7 dari 10 responden (79 persen reponden di Indonesia) yakin bahwa pada tahun 2030 jumlah perempuan yang memiliki jabatan tersebut akan meningkat pesat. Presentase ini lebih besar ketimbang 71 persen responden global.
"Ada 52 persen responden yang menyatakan, di perusahaan tempat mereka bekerja, kini sedang mempersiapkan lebih banyak perempuan pada posisi manajer senior tahun ini, dibandingkan tahun lalu," ungkap Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Fakta inilah yang membuatnya optimis tentang jumlah pemimpin perusahaan di tahun-tahun mendatang akan banyak diisi oleh kaum perempuan.
"Memang semua tergantung individunya. Namun di perusahaan saya terlihat bahwa saat perempuan memiliki posisi yang cukup tinggi, ia lebih tegas dan lebih detil melakukan pekerjaannya dibandingkan laki-laki," tutur Eka Sari Lorena, pendiri Lorena Group, perusahaan yang bergerak di bidang transportasi.
Namun demikian menurut Eka, saat ini belum semua perusahaan bisa memfasilitasi kinerja para perempuan. Hal ini dikarenakan, masih adanya beberapa bidang pekerjaan yang tidak diminati oleh para perempuan, seperti perusahaan yang dikelolanya, yakni transportasi dan jasa.
Ini terjadi, lanjut Eka, dikarenakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan jasa lebih menuntut para pekerjanya untuk turun ke lapangan dengan berbagai medan yang cukup berat.
"Di perusahaan saya, minat perempuan itu memang kurang, karena kita harus turun ke jalan, dengan medan yang kadang berat. Tahu sendiri jalan-jalan di Indonesia seperti apa. Tapi, posisi lain seperti customer service, adminitrasi dan sebagainya banyak perempuan," kata Eka.
Pada penelitian yang melibatkan 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan dari generasi Y atau milenial (32 persen), generasi X (35 persen) dan generasi baby boomers (33 persen) menemukan, sebanyak 57 persen responden Indonesia, bahkan mencapai 80 persen responden global, setuju bahwa pelatihan melalui aktifitas kerja merupakan cara belajar yang paling efektif dan lebih penting dibandingkan pelatihan formal.
Mayoritas responden Indonesia (87 persen) menghargai pelatihan yang diberikan oleh perusahaan mereka, 53 persen responden melihat pelatihan sebagai kesempatan, 25 persen responden melihat sebagai kebutuhan penting, dan 22 persen responden melihat sebagai keduanya.
"Sebanyak 76 persen responden di Indonesia mengatakan bahwa pelatihan telah membantu mereka untuk naik jabatan atau membuat mereka lebih berperan dalam pekerjaan," kata Neneng.
Tag
Berita Terkait
-
Cuma Hadir 10 Menit, Verrell Bramasta Beri Kado Mewah untuk Adik
-
Di Balik Senyum Buruh Gendong Beringharjo: Upah Tak Cukup, Solidaritas Jadi Kekuatan
-
Jakarta Feminist Soroti Kasus Femisida 2024: Satu Perempuan Dibunuh Setiap Dua Hari di Indonesia!
-
Tubuh, Lingkungan, dan Hak Perempuan Jadi Sorotan Women's March Jakarta 2025
-
Kutukan Bahu Laweyan di Film 'Perempuan Pembawa Sial' Ternyata Pengalaman Pribadi Didik Nini Thowok
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Aturan Seragam PPPK Paruh Waktu 2025, Benarkah Tidak Boleh Pakai Baju Korpri?
-
Stop Kulit Kusam! Ini Alasan Body Serum dan Lotion Jadi Ritual Wajibmu Sekarang
-
Toner Apa yang Bagus untuk Mengatasi Flek Hitam? Ini 3 Pilihan Terbaik Mulai Rp8 Ribuan
-
Apakah Sepatu Running Boleh Dipakai untuk Jalan Sehari-hari? Begini Kata Dokter
-
Orang Tua Lesti Kejora di Kampung Kerja Apa? Dipuji Tetap Sederhana meski Anak-Mantu Kaya Raya
-
Apa Itu Talak Raj'i yang Dijatuhkan Pratama Arhan? Masih Boleh Rujuk, Asalkan ...
-
Bukan Gaya-Gayaan, Ternyata Ini Alasan Nagita Slavina Andalkan Peralatan Dapur Pintar
-
Lebih dari Sekadar Ingin Tampil Cantik, Self-Care Bagian dari Perawatan Jiwa dan Raga
-
5 Kampus dengan Jurusan Marketing Terbaik di Indonesia, Bisa Bangun Karier Sejak Bangku Kuliah
-
Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu Lulusan SMA di Jawa? Ini Perhitungannya