Suara.com - Kini wisata gerabah tak hanya di Kasongan, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena Desa Melikan, Kecamatan Wedi, yang menjadi sentra industri gerabah terbesar di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini dikembangkan menjadi desa wisata berbasis industri lokal.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof Sulistyo Saputro,M.Si, Ph.D, mengatakan hal itu saat mengunjungi desa binaanya tersebut, Rabu (17/6/2015).
Dikatakan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Melikan) memiliki sebanyak 261 perajin potensial dan laboratorium keramik dan galeri keramik bantuan dari Pemerintah Jepang sebagai lokasi untuk pengembangan pembakaran dengan suhu rendah dan suhu tinggi.
Sulistyo mengatakan, selain itu desa Melikan juga memiliki kelompok kesenian gending laras madya, berdekatan dengan lokasi makan Sunan Pandanaran, dan memiliki 13 bengkel kerja gerabah. Lokasi Desa Melikan, juga cukup strategis karena berada di jalur wisata sisi Selatan Kabupaten Klaten.
Pengembangan obyek dan atraksi telah dilakukan pelatihan finising pembuatan gerabah dengan 'teknik gloosy' yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2014. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 20 peserta pengrajin yang masuk menjadi pengurus pokdarwis. Pada kegiatan pelatihan tersebut, sekaligus diserahkan perlengkapan dan peralatan bagi keberlangsungan teknik finishing gloosy di Kampung Melikan.
Koordinator Desa Wisata Grabah Melikan Sumilih mengatakan, semenjak ada bantuan dari UNS kini industri grabah dan kunjungan wisatawan kedesa Melikan ini juga berkembang dengan baik.
Ia mengatakan sampai awal bulan Juni 2015 ada tidak kurang dari 500 orang wisatawan telah datang ke tempat obyek wisata ini. Mereka itu berasal dari berbagai daerah dan kedatanganya utamanya untuk melihat dan belajar membuat gerabah.
Wisatawan yang datang ke Desa Melikan selain bisa belajar membuat gerabah, juga akan dihibur dengan berbagai atrakksi kesenian tradisional diantaranya Wayang Dongeng, dan bisa menelusuri kampung ini untuk menyaksikan pembuatan grabah secara langsung.
"Gerabah di sini sebagian besar berupa peralatan rumah tangga, seperti kwali, kendi dan lain-lain, tetapi sekarang juga sudah mulai dengan pembuatan pot buang dan lain-lain yang semuanya menggunakan bahan baku tanah liat, kata Nowita Wahyuningsih Dosen Fakultas Seni Rupadan Desai UNS yang membimbing perajin gerabah di Melikan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Intip Rumah Masa Depan Pratama Arhan: Bak Museum Pribadi Penuh Trofi dan Deretan Jersey
-
Kisi-Kisi CAT Tes Petugas Haji 2026, Apa Saja Materi yang Wajib Dipelajari?
-
3 Sunscreen Brand Tiongkok Terbaik untuk Kulit dengan Harga Terjangkau
-
Pinkfong Baby Shark Run 2025 Hyundai dan Dipha Barus: Lebih 1.600 Orang Tua dan Anak Berpartisipasi
-
Apakah Malam Perlu Pakai Sunscreen? Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Banyak Orang
-
5 Rekomendasi Stroller Bayi Lipat Under Rp250 Ribuan, Cocok Dibawa saat Motoran
-
Promo Superindo Hari Ini: Cek Katalog Super Hemat 26 November 2025 Beras hingga Daging
-
Apakah Boleh Pakai Toner Eksfoliasi Setiap Hari?
-
Indomaret Jual Bedak Apa Saja? Ini 5 Rekomendasi yang Murah dan Bagus
-
6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith