Suara.com - Setiap daerah di Nusantara punya cara dan tradisi berbeda-beda nan unik dalam menyambut Ramadan. Tak terkecuali warga Madiun, Jawa Timur, yang menggelar megengan, sebuah tradisi tukar menukar makanan, sebagai wujud syukur menyambut bulan suci.
"Dalam selamatan itu, selain melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, juga menukarkan sebuah berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing kepala keluarga di musala," ujar Ketua RT 10/RW 1, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Mbah Wandi, Rabu (17/6/2015).
Selamatan megengan dilakukan selepas Magrib di masing-masing masjid atau musala yang ada di tiap rukun tetangga (RT) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Madiun.
"Tujuannya adalah bersyukur atas berkah bulan Ramadan yang suci dan mohon lindungan Allah SWT untuk lancar dalam menjalankan puasa dan semua urusan keluarga," katanya.
Menurut dia, selamatan megengan tersebut rutin dilakukan sehari sebelum Ramadan. Sebuah berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing keluarga bervariasi sesuai dengan kemampuan.
"Kalau dulu, megengan harus ada jajanan apem, namun seiring kemajuan zaman, jajanan apem sudah jarang yang membuatnya, sehingga makanan apa saja bisa untuk megengan," terang dia.
Waktu untuk selamatan juga relatif singkat. Sebelum salat isya sudah harus selesai, karena masyarakat akan langsung menjalankan salat tarawih.
Pihaknya bersyukur tradisi megengan masih dilakukan pada hampir semua wilayah di Kota Madiun, sebab tradisi tersebut terancam pudar seiring kemajuan zaman.
Salah satu warga RT setempat, Sony Sugiarto, mengaku senang dengan tradisi megengan. Selain untuk menyiapkan diri menyambut Ramadan, selamatan megengan juga merupakan acara silaturahim dengan warga satu RT.
"Biasanya kita sibuk sendiri-sendiri sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Dengan selamatan megengan bisa berkumpul," kata dia.
Selain megengan, tradisi lain menjelang Ramadan yang masih lestari di Kota Madiun adalah nyekar atau berziarah ke makam leluhur dengan membawa bunga untuk ditabur di atas pusara. Makam-makam leluhur itu juga dibersihkan dari rerumputan dan dedaunan.
"Tujuannya adalah mendoakan keluarga yang sudah meninggal agar diberi ketenangan," kata Suyono, warga Kelurahan Winongo, Kota Madiun.
Tradisi nyekar tersebut berimbas pada kenaikan harga bunga tabur di pasaran karena tingginya permintaan. Pada hari biasa, harga satu tampah bunga tabur berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000, namun saat jelang Ramadhan bisa naik hingga Rp10.000 bahkan Rp30.000 per tampah. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
4 Fakta Mengejutkan Macan Tutul di Hotel Bandung, Evakuasi Berlangsung Dramatis
-
Terpopuler: Sosok Pengasuh Ponpes Al Khoziny Disorot, Yai Mim Ternyata Kaya Raya Pernah Haji 9 Kali
-
Pengertian Stateless, Status Resmi Riza Chalid dan Jurist Tan Imbas Paspor Dicabut
-
Ramalan Zodiak 7 Oktober: Gemini Waspada Teman Utang Tapi Gak Balik, Libra Akan Bertemu Orang Lama
-
Kalender Jawa 7 Oktober 2025 Selasa Pahing dan Weton Sial Menurut Primbon Jawa
-
3 Jam Tangan Mewah Deddy Corbuzier, Dulu Koleksi Harga Miliaran Kini Pilih yang Murah Meriah
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang