Suara.com - Pitcairn, pulau terpencil di Samudra Pasifik, telah memutuskan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis. Padahal faktanya, pulau berpenduduk 48 orang ini tidak memiliki pasangan gay yang ingin menikah.
Menurut Gubernur Deputi Pitcairn, Kevin Lynch, karena 'kesulitan teknis' hukum yang disahkan pada Mei lalu baru diumumkan secara viral bulan ini.
Penduduk setempat, Meralda Walden menegaskan pengumuman tersebut telah disampaikan ke seluruh warga pulau, melalui pemberitahuan di balai kota dan di ruang pertemuan di pulau itu. Namun Meranda mengatakan bahwa cuma ada satu orang warga pulau yang diidentifikasi sebagai gay, dan itu pun dalam jangka waktu yang sudah cukup lama.
Dia mengatakan, berita tersebut tidak dianggap sebagai masalah besar di pulau, sampai akhirnya dunia luar mengetahuinya.
"Saya sempat merasa kecewa melihat peringatan yang masuk dalam email saya, saya benar-benar merasa down, tapi tersenyum lagi, dan berpikir, bahwa kami pernah membuat para pasangan menjadi tenang, paling tidak untuk beberapa bulan," ujarnya.
Langkah ini menempatkan pulau kecil tersebut berada dalam posisi setara dengan Selandia Baru dan Peru yang membolehkan pernikahan sesama jenis. Sementara negara besar seperti Australia, Cina, Jerman, juga Amerika (di mana 14 negara bagiannya belum membolehkan pernikahan sejenis) dapat mengupayakan kesetaraan.
"Hal ini menunjukkan berapa banyak kesamaan nilai dan inklusi oleh para penduduk pulau. Secara efektif, juga dapat dikatakan bahwa pulau gay telah dimiliki oleh Pulau Pitcairn sebanyak orang lain, dan itu adalah pesan positif," kata Rodney Croome, Direktur Kesetaraan Pernikahan Australia.
Meralda juga menambahkan bahwa pasangan gay yang ingin menikah di pulau harus mengatasi rintangan satu lagi, karena pendeta pulau yang akan menikahkan mereka berasal dari Advent, agama yang justru menentang pernikahan gay.
Tapi, harapannya adalah bahwa administrator pulau mampu memimpin setiap pernikahan sesama jenis. Croome percaya bahwa dengan melegalkan pernikahan gay, Pitcairn bisa menjadi tujuan bagi pasangan sesama jenis yang tidak bisa menikah di negaranya.
"Dengan tidak ada persyaratan residensi, saya bisa membayangkan berapa banyak pasangan yang menjadikan pulau ini sebagai tujuan romantis, termasuk pasangan gay dari Australia yang tidak bisa menikah di negara mereka sendiri, " kata dia. (metro.co.uk)
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
7 Tips agar Cepat Tidur di Malam Hari, Terbukti Efektif
-
Ini 4 Zodiak Paling Beruntung Besok 16 November 2025, Berkah Datang Bertubi-tubi
-
Souvenir Nikahan Boiyen Diungkap Tamu, Isinya Cuma Satu dan Cantik Banget
-
Rahasia Kulit Kenyal dan Bercahaya: Perawatan Sehari-hari yang Harus Dicoba
-
Cek Ramalan Shio 16 November 2025, Siapa yang Paling Beruntung Besok?
-
Pekerjaan Prestisius Rully Anggi Akbar, Suami Boiyen Beri Maskawin Bernominal Cantik
-
Contoh Soal TKA Bahasa Indonesia SMA, Lengkap dengan Jawaban
-
Kulit Kering di Usia 50-an? Coba 5 Bedak dengan Formula Melembapkan Ini
-
7 Rekomendasi Lulur di Indomaret untuk Angkat Daki dan Mencerahkan, Murah Meriah Dekat dari Rumah
-
5 Rekomendasi Ampoule untuk Menyamarkan Noda Hitam, Murah Mulai Rp12 Ribu