Suara.com - Lembaga pembela hak buruh rantau Indonesia, Migrant CARE, dalam acara puncak peringatan Hari Buruh Rantau Sedunia pada Jumat (18/12/2015) malam menganugerahi penghargaan tahunan kepada mendiang Darmiyanti Muchtar sebagai pelopor gerakan pembela perempuan buruh rantau Indonesia.
Penghargaan tahunan itu diberikan di gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta. Penganugerahan itu bertepatan dengan 25 tahun Konvensi Buruh Rantau.
Darmiyanti Muchar (53), yang juga dikenal dengan nama lebih singkat Yanti Muchtar, meninggal pada 17 November 2015. Direktur Eksekutif Migrant CARE, Anis Hidayah, mengenang Yanti Muchtar sebagai guru.
"Perspektif feminisme sebagai cara pandang, membongkar dan meyakinkan kita semua bahwa persoalan buruh rantau adalah persoalan ketidakadilan gender sejak dalam pikiran pembuat kebijakan. Hal itu menjadi gamblang mengapa persoalan ini seolah langgeng, karena tidak satu pun kebijakan migrasi kita berperspektif adil gender," katanya.
Sementara itu, Kamala Chandra Kirana, mantan Ketua Komnas Perempuan, mengingat Yanti Muchar sebagai sosok pembawa perisai perjuangan kesetaraan dan keadilan.
"Kesetiaan pada nilai dan hakikat perjuangan adalah pijakan berdiri tak tergoyahkan bagi Yanti. Kepemimpinan Yanti adalah teladan bagi kita: berjalan di samping semua yang haknya ia perjuangkan setiap hari," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis Migrant CARE.
Yanti Muchtar adalah seorang aktivis perempuan pionir gerakan advokasi buruh migran (PRT Migran) sejak akhir dekade 1980-an. Ia tercatat sebagai salah satu inisiator kampanye ratifikasi Konvensi Internasional untuk Perlindungan Hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya sejak tahun 1995 dan konsisten menggunakan perspektif feminis untuk mengkaji dan merumuskan langkah-langkah pemajuan buruh migran, terutama PRT migran Indonesia.
Yanti adalah salah satu pendiri organisasi Solidaritas Perempuan dan beberapa organisasi lain yang membela hak-hak perempuan, terutama mereka yang bekerja sebagai buruh migran.
Dalam keterangan tertulisnya Migrant CARE, menyebut pada masa transisi kejatuhan Soeharto, Yanti Muchtar melanjutkan studinya di Universitas Murdoch, di Perth, Australia, dan meneliti dinamika gerakan perempuan. Salah satu hasil risetnya menggarisbawahi besarnya peranan gerakan perempuan dalam membangun gerakan buruh migran dan langkah-langkah advokasinya.
Menurut salah satu sahabatnya di Universitas Murdoch, Amalia K. Wardini, Yanti Muchtar--yang kala itu sedang menempuh pendidikan S3--mendapat vonis kanker pada Februari 2015. Yanti sempat menjalani operasi pengangkatan rahim namun kondisi terus menurun sejak Oktober.
"Yanti Muchtar sangat pantas menerima penghargaan ini, sebagai perhatiannya kepada orang sangat besar tanpa memilih-milih dalam membantu. Komitmennya membela nasib buruh migran Indonesia sangat kuat, perjuangannya total dan konsisten," ujar Amalia.
Penghargaan Migrant CARE pertama diberikan kepada Presiden Gus Dur pada 18 Desember 2010, atas perjuangannya melancarkan diplomasi melindungi buruh migran perempuan Indonesia yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. (Antara)
Berita Terkait
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
Jurus Baru Prabowo: Ubah Bonus Demografi RI Jadi Solusi Global di Negara 'Aging Society'
-
Ungkit Kasus Dokumen Palsu hingga ART Disiksa Majikan, PDIP Usul Satgas Perlindungan Buruh Migran
-
Apakah Aisar Khaled dari Keluarga Kaya? Soroti TKI di Malaysia usai Diusir Warga Bali
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Sebenarnya PwC Kantor Apa? Ramai Isu Resign Massal di X
-
5 Sepatu Lokal Carbon Plate untuk Lari Cepat, Harga Bersahabat
-
Debut Jadi Penyanyi, Perjalanan Via Octora Mengubah Luka Jadi Karya
-
Kenalan dengan Sepatu Nyaman yang Dibuat dari Wol Merino dan Minyak Nabati, Baru Masuk Indonesia!
-
5 Complexion Murah yang Tahan Lama untuk Makeup Pekerja Kantoran
-
3 Zodiak Ini Diprediksi Bertemu Jodoh sebelum 2025 Berakhir, Apakah Kamu Salah Satunya?
-
Terpopuler: Profil Istri Mantan Menpora Dito Ariotedjo, Sepatu Mirip On Cloud Versi Murah
-
7 Rekomendasi Tempat Wisata Viral di Bogor: Negeri Dongeng Mini hingga Sensasi Tenda Mongolia
-
5 Manfaat Minuman Elektrolit untuk Kulit, Rahasia Tiffany SNSD Tetap Awet Muda di Usia 36 Tahun
-
5 Koleksi Tato Tiffany SNSD, yang Segera Jadi Nyonya Byun Yo Han