Katyana Wardhana melihat secara langsung bagaimana dampak dari bullying pada seorang anak. Ia menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri bagaimana seorang anak perempuan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan lebih memilih membantu sang ayah mengais sampah untuk bertahan hidup karena tak tahan dengan aksi bullying yang dilakukan teman-temannya.
Kisah anak perempuan ini begitu menyentuh Katyana , hingga gadis belia yang baru berumur 19 tahun ini membulatkan tekadnya untuk melawan aksi bullying melalui komunitas Sudah Dong!
Komunitas yang didirikannya pada 2014 lalu ini merupakan sumbangsih Katya bagi Indonesia yang lebih baik.
Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF hampir separuh anak di dunia pernah mengalami bullying di sekolahnya. Intimidasi yang diterima anak baik verbal dan non verbal ini pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri anak hingga membuat semangat hidupnya hilang.
Padahal, anak-anak di masa tumbuh kembang mereka sangat mempengaruhi kondisinya ketika dewasa nanti. Masa depan bangsa juga ditentukan oleh generasi penerusnya yang notabene adalah anak-anak di masa kini.
"Karena belum ada yang suarakan isu bullying secara masif padahal itu isu yang sangat mengakar di masyarakat, utamanya di lingkungan sekolah. Banyak juga yang masih menganggap itu sebagai tradisi seperti senioritas di sekolah," ujar Katya ketika ditemui pada peluncuran kampanye 'Rayakan Namamu' beberapa waktu lalu.
Putri pasangan Wisnu dan Widi Wardhana ini mengatakan bahwa bullying telah menghancurkan salah satu mimpi anak bangsa dalam meraih cita-cita untuk membangun bangsa. Padahal seharusnya anak-anak Indonesia bebas berekspresi dan berkarya tanpa rasa takut sehingga dapat berkompetisi di kancah Internasional.
"Anak indonesia harus bisa bebas dari bullying! Bebas berekspresi di sekolah, saling hargai dan hormati perbedaan," imbuhnya.
Dalam komunitas yang didirikannya itu, Katya berhasil menggaet 20 orang anggota aktif dan 700 relawan online yang tersebar di Indonesia. Tak hanya menyebarkan pesan-pesan anti bullying secara viral, komunitas Sudah Dong! juga aktif melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah dan mengadakan workshop yang menghadirkan narasumber yang menuntut penghentian aksi bullying.
Berita Terkait
-
Lebih dari Sekadar Wangi: Bagaimana Komunitas Parfum Membangun Ruang Aman Anak Muda Jogja
-
Membaca, Menulis, Merangkai Diri: Kisah Perempuan di Puan dan Bukunya
-
Saat Gen Z Jogja Memilih Debu Lapangan daripada Scroll Tanpa Henti
-
Hunian Fleksibel Berbasis Komunitas: Cara Baru Pekerja Muda Tempat Tempat Tinggal di Kota Padat
-
Cerita Ruangkan: Oase di Tengah Hustle Culture Bagi Para Pekerja Kreatif
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?
-
Gandeng Kreator Konten: Setiap Pembelian Sepatu Kini Donasi Rp50 Ribu untuk Buku Anak di Lombok
-
7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
-
Bukan Cuma Teori, Ini Cara Kampus Menyiapkan Mahasiswa Masuk Dunia Kerja
-
5 Sunscreen yang Bikin Makeup Makin Flawless dan Nempel Seharian, Mulai Rp30 Ribuan!
-
ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade, Hadirkan Pameran Seni Reuni 60 Seniman
-
11 Oleh-Oleh Khas Malang yang Unik dan Lezat, Bukan Cuma Keripik Apel
-
7 Rekomendasi Lipstik dengan Kandungan SPF 30, Bikin Bibir Lembap dan Berwarna
-
7 Basic Skincare Anti Aging Usia 40 Tahun ke Atas, Stop Flek Hitam dan Kulit Kendur
-
5 Rekomendasi Body Lotion dengan Kandungan Niacinamide, Ampuh Mencerahkan Kulit Kusam