Suara.com - Melihat senyum merona di wajah cantiknya, tentu kita tak pernah menyangka bahwa perempuan bernama Angkie Yudistia ini memiliki kekurangan.
Semua bermula dari demam tinggi yang dideritanya 20 tahun lalu berujung pada penurunan fungsi pendengaran yang kemudian merenggut keceriaannya sebagai remaja.
Ya, Angkie harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami kesulitan mendengar atau disebut juga dengan istilah tunarungu saat berusia 10 tahun.
Sudah tak terhitung berapa banyak hinaan dari teman-teman sekolahnya dulu karena kekurangannya ini. Bahkan, ia tak pernah berhenti bertanya pada sang pencipta, apa kesalahannya sehingga mendapat ujian ini di dunia.
Angkie sudah mendatangi beberapa dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan untuk mencari kesembuhan. Sayang, bukannya kondisinya semakin membaik, Angkie justru terus mengalami penurunan kemampuan mendengar.
"Setiap 6 bulan sekali diperiksa, eh bukannya tambah bagus malah tambah parah. Apalagi dulu kan perkembangan informasi nggak secanggih sekarang susah mau cari tahu tentang kondisiku," ujarnya di sela-sela peringatan Hari Pendengaran Sedunia di Kemenkes, belum lama ini.
Beruntung, Angkie lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat mendukungnya dalam kondisi apapun. Orangtuanya tak putus asa mencari informasi sedetail mungkin dan menyembunyikan kesedihannya di hadapan buah hatinya itu.
"Orangtua aku bukan tipe yang nunjukin drop di depan anak. Jadi, aku juga nggak makin drop dengan kondisi seperti ini," tambah Angkie.
Lelah meratapi nasib, ia merasa menemukan titik baliknya. Momen ini terjadi pada saat Angkie berusia 20 tahun. Ia tak ingin hidupnya hanya dipenuhi dengan kesedihan.
Angkie pun memutuskan bangkit dan menerima kondisinya sebagai seorang tunarungu. "Aku butuh waktu 10 tahun untuk menerima diri sendiri dan itu butuh proses yang panjang sekali," tambah perempuan yang kini memiliki satu orang putri.
Meski memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, Angkie mantap memilih kuliah jurusan Komunikasi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Penerimaanya terhadap diri sendiri membuat Angkie mampu menemukan sisi hebatnya.
"Justru di jurusan ini aku belajar menerima dan menemukan jati diri aku sebenarnya," ujar perempuan kelahiran Medan 1987.
Berbagai prestasi ditorehkan Angkie. Ia tak membiarkan kekurangannya menghambat masa depannya. Angkie bahkan tercatat sebagai finalis Abang None Jakarta Barat pada 2008, dan mendapat penghargaan bergengsi sebagai sosok inspiratif dari berbagai pihak setiap tahunnya.
Semangatnya yang membara untuk menembus batas ini membuat Angkie ingin menularkannya pada penyandang tunarungu lainnya. Ia pun memutuskan untuk mendirikan Thisable Enterprise, sebuah program pengembangan skill bagi penyandang disabilitas.
"Aku percaya kita memiliki kesamaan hak untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak teman-teman sesama disabilitas yang butuh kerjaan agar bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain," ujar Angkie menyemangati.
Melalui program ini, ia ingin penyandang disabilitas tidak lagi dikasihani saat menjual produk atau jasa mereka, namun karena keberadaan mereka sangat dibutuhkan masyarakat.
"Teman-teman penyandang disabilitas juga dimotivasi sebagai 'self employee' kita kerja sama dengan GOJEK dimana teman-teman bisa terlibat dalam memberikan jasa di fitur Go-Auto, Go-Massage, atau Go-Clean. Mereka juga diajari cara bekerja itu seperti apa," cerita Angkie merinci.
Ia percaya titik baliknya 10 tahun yang lalu mengisyaratkan pesan dari Tuhan agar mampu memperjuangkan keberadaan penyandang disabilitas agar berharga dan mendapat kesetaraan di tengah keterbatasan yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik