Bagi anda yang menggeluti industri kreatif, pastilah sudah tak asing dengan nama Yoris Sebastian. Selama lebih dari satu dekade, Yoris adalah salah satu pionir pengembangan industri kreatif di tanah air ini
Pria kelahir Ujung Pandang, Makassar, 5 Agustus 1972 adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang memang sudah dikenal lama bergerak dalam bidang industri kreatif. Saat ia berusia 26 tahun, Yoris terpilih menjadi GM (General Manager) Hard Rock Cafe Indonesia. Kala itu, ia menjadi GM termuda se-Asia dan termuda kedua di dunia.
Namun Yoris pada dasarnya memiliki jiwa pengusaha. Meskipun karirnya cemerlang di Hard Rock Cafe, namun pada usia 34 tahun ia memilih keluar dari Hard Rock. Yoris kemudian mendirikan sebuah perusahaan konsultan kreatif OMG (Oh My Goodness).
Yoris terkenal dalam hal inovasi dan ide kreatif. Ia menunjukkan konsistensinya dalam membuat ide-ide kreatif yang tidak biasa yang dalam bahasa Inggris dikenal juga sebagai berpikir out of the box. Menurutnya, ide kreatif akan segera berkembang bila dimulai dengan hal yang kecil (start small).
Yoris mengakui perkembangan industri kreatif tak lepas dari kontribusi pemerintah. Menurutnya, perhatian pada industri kreatif sebetulnya sudah ada sejak era Presiden Susio Bambang Yudhoyono. Namun waktu itu, ia mengkritik perhatian pemerintah pada industri kreatif hanya pada aspek desain. Padahal aspek desain hanyalah salah satu aspek dalam industri kreatif.
"Nah saat ini di era Jokowi, perhatian pemerintah lebih besar dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (BEK)," kata Yoris dalam wawancara khusus dengan Suara.com di Jakarta, Senin (30/1/2017).
Yoris saat ini memimpin OMG (Oh My Goodness) Creative consulting yang berdiri pada 1 April 2007. Meski terkesan main-main, pria yang pada 2006 silam terpilih sebagai pemenang British Council’s International Young Creallvi trepreneur (IYCE) ini sangat serius menjalankan bisnisnya. Salah satu contoh yang masih hangat mungkin adalah program penghargaan musik yang kalau orang normal mungkin akan diberikan di ballroom namun Yoris dan OMG berhasil meyakinkan Class Mild untuk mengadakan Class Music Heroes Award dan membagikannya di sawah, di pom bensin bahkan di jembatan.
Selain itu Yoris juga hadir sebagai salah satu konsultan pengembangan konsultan pengembangan konsep bisnis F.Pod di FX yang menghadirkan 12 ruang meeting dengan design yang berbeda dari 12 designer interior Indonesia. Ataupun konsep terbaru Epicentrum Walk di kawasan Superblok Rasuna Epicentrum dengan target market unik Generation C.
Baca Juga: Harry Karundeng, Beri Cicilan Tanpa Kartu Kredit via Mise.id
"Berpikir out of the box, bagi Yoris, memang diperlukan. Menurut pria yang drop out dari Jurusan Ekonomi Akutansi, Universitas Atmajaya, Jakarta, tersebut, cara berpikir ini mengajak si individu untuk berpikir dari yang biasa. Ketika ide itu berbeda, maka itulah berpikir out of the box."Berpikir seperti ini bukan berarti harus benar-benar berbeda dan baru. Ide-ide yang sudah ada bisa dikembangkan dan dimodifikasi," ujar Yoris.
Mengenai perkembangan industri kreatif itu sendiri di Indonesia, Yoris mengingatkan pemerintah untuk tidak terlalu berlebihan membina industri kreatif. Menurutnya, peran yang benar adalah pemerintah menjadi fasilitator, jangan terlalu menyuapi industri kreatif. "Ini justru tidak akan membuat pelaku industri kreatif menjadi kreatif. Yang dibutuhkan, misal, pajak untuk industri kreatif diterapkan nol persen," jelas Yoris.
Kedepan, Yoris punya obsesi untuk membangun kampus pendidikan S2 khusus untuk industri kreatif. Sebab menurutnya, Indonesia punya banyak talenta luar biasa dalam industri kreatif. Bahkan tak jarang ajang kejuaraan dunia industri dunia memunculkan juara dari Indonesia."Sayangnya, dukungan dari pemerintah kita masih kalah jauh dengan negara lain. Akibatnya industri kreatif negara lain justru lebih berkembang," tutup Yoris.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun