Suara.com - Penggunaan media sosial, gencarnya gerakan menikah muda hingga cerita manis poligami yang akhir-akhir ini banyak digaungkan ternyata membuat para lajang semakin terpojok.
Tak heran, menjadi lajang saat ini merupakan bahan candaan utama yang tak ada habis-habisnya hingga dijadikan "jualan" politik beberapa tokoh pemimpin agar dapat diterima masyarakat luas, terutama remaja.
Penulis Feby Indriani dan Managing Editor Magdalene, Hera Diani melihat fenomena single shaming yang semakin meluas di mana masyarakat Indonesia yang sudah memiliki pasangan sah selalu "menghina" para lajang dengan kata-kata seperti "jomblo", "expired", hingga "tak laku".
"Bahkan ada istilah jika perempuan itu seperti pohon Natal, setelah 25 sudah tidak terpakai," ucap Feby di sela-sela peluncuran bukunya di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, (6/9/2017).
Feby bahkan merasa aneh etika perempuan-perempuan berusia 23 tahun sudah mulai ketakutan jika belum menemukan calon jodohnya kelak.
Lebih lanjut, Hera mengungkapkan, jika bentuk-bentuk single shaming ada beberapa macam seperti sindiran atau bahkan guyonan.
"Saat ini masyarakat Indonesia tidak memiliki batasan untuk masalah-masalah tersebut (ruang pribadi)," imbuhnya.
Feby juga merasa heran bagaimana pernikahan berubah menjadi ukuran pencapaian dan kebahagiaan. Karena menurutnya, jaminan kebahagiaan bukanlah selalu urusan rumah tangga saja.
Baca Juga: Duh, Kelamaan Jomblo Bikin Cepat Pikun
Karena itu, Feby kemudian memilih untuk menyalurkan unek-uneknya melalui tulisan-tulisan kecil tentang hal 'menyenangkan' menjadi seorang lajang lewat buku "69 Things To Be Grateful About Being Single" yang berkolaborasi dengan ilustrator Emte.
"Buku ini dibuat sebagai ajakan untuk bersyukur, menertawakan diri sendiri dan bisa dipakai untuk meledek balik," kata Feby.
Salah satu dari 69 hal tersebut adalah dapat menyalurkan impian dan keinginan tanpa perlu berkompromi dengan pasangan. Angka 69 digunakan karena Feby merasa segala sesuatu memiliki padanan. Namun, dia juga percaya jika alasan menjadi lajang yang bahagia bisa melebihi angka 69 itu sendiri.
"Saya bukan orang yang menolak konsep pernikahan. Saya bukan orang seekstrem itu. Tapi selalu ada harga yang harus dibayar baik bagi mereka yang memilih menikah atau sendiri. Dan menjadi lajang tidak selalu bahagia atau juga tidak selalu menderita, begitupun yang menikah," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?