Suara.com - Dunia pariwisata telah menjadi salah satu sektor industri andalan pemerintah Indonesia. Tercatatkan, pada 2015 lalu sektor pariwisata menyumbang Rp461,36 triliun bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Belum lama ini, para pelaku dunia pariwisata dan penggiat financial technology atau fintech berkumpul dalam acara bertajuk 'Fintech Connect: Unravel The Travel Industry'. Melalui acara tersebut, para travel blogger, tour leader hingga tokoh digital berkumpul membahas dan menciptakan peluang lain dalam sektor pariwisata Indonesia, melalui teknologi finansial atau fintech.
Potion Master LabKinetic, Wicak Hidayat mengatakan, jika Fintec Connect 2017 merupakan wadah untuk mendorong fintech masuk ke dunia travel. Sayang, masih banyak kendala terutama di lokasi wisata terpencil.
Seorang blogger dari BackpackStory, Arif Rahman mengatakan, jika banyak lokasi wisata yang indah namun terkendala informasi yang minim sehingga banyak pelancong enggan mengunjunginya.
"Masih banyak tempat yang kurang (informasi). Cara booking bagaimana? Kita cuma tau naik kapal A ke titik B, tapi pengunjung tidak tahu apa bisa booking di tempat? atau bisa gak pesan secara online?" ucapnya.
Ditambahkan oleh Co-founder Tiket.com, Gaery Undarsa, mengibaratkan jika pariwisata merupakan sebuah 'kue besar' dan baru secuil yang digarap. Baginya, perkembangan teknologi finansial dalam dunia travel di Indonesia akan terus tumbuh dan akan lebih dari sekedar mempermudah pembelian tiket.
"(Di Tiket.com) dari 300 orang (pegawai) yang memiliki travel background, hanya tiga orang saja dan pada 2011 jualan online masih dianggap penipu. Tapi kita ingin tetap fokus, kedua kita ingin main volume (banyak) dan ketiga, kita ingin (kerja) gampang dikit. Maksudnya, gampang tidak mau main logistik dan warehousing," terang Gaery.
Kini, meski sudah enam tahun berdiri, Gaery merasa potensi industri pariwisata dalam dunia digital di Tanah Air, pemanfaatannya masih minim.
"Kita bisa menjangkau lebih luas lagi karena ekosistem besar, masih banyak celah yang bisa kita bahas. Ini industri besar," katanya.
Baca Juga: Sutradara Hollywood Bantu Promosikan Pariwisata Sukabumi, Wah?
Meski wisata dalam bentuk teknologi finansial terus digenjot, CEO Antavaya, Donny Oskaria mengatakan, jika pelaku wisata konvensional dan digital bisa saling melengkapi dan berkolaborasi dengan baik.
"Peluang di sektor pariwisata ini sangat besar. Pemerintah mempunyai target untuk mengalahkan Thailand dalam industri pariwisata. Banyak sekali peluang bisnis di dunia pariwisata," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
5 Kulkas 2 Pintu Hemat Listrik Lengkap dengan Itung-itungan Jumlah Watt
-
5 Rekomendasi Foundation Full Coverage dan Tahan Lama untuk Wisuda
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Salicylic Acid, Cegah Jerawat dan Penuaan di Usia 30
-
Promo Superindo Hari Ini 20 November 2025, Cek Katalog Lengkapnya Disini!
-
Sehari Harus Pakai Sunscreen Berapa Kali? Ini Saran dari Dokter agar Perlindungan Maksimal
-
5 Rekomendasi Jas Hujan Anti Bocor, Awet dan Praktis untuk Hijabers
-
8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
-
Jejak Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818, Letusan Terbaru Tahan 178 Pendaki di Ranu Kumbolo
-
4 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 20 November 2025, Hoki Maksimal!
-
"Find Joy in the Slow": Filosofi Kopi Titik Koma yang Memikat di Panggung Internasional Bangkok