Suara.com - Jika dulu kita harus berusah payah untuk mengunjungi perpustakaan, kini di era digital hanya dengan sentuhan jari di layar ponsel pintar kita bisa mendapatkan informasi melalui jurnal online maupun e-book.
Lalu bagaimana nasib para pustakawan di era digital seperti sekarang? Akademisi, Prof. Sulistyo Basuki mengatakan bila tak mengikuti perubahan zaman, bukan tak mungkin profesi pustakawan akan hilang ditelan zaman pada 2030.
"Sekarang terjadi perubahan pada pekerjaan pustakawan karena teknologi. Dulu kan katalogisasi pakai mesin ketik, harus buka halaman, judul, pengarang berapa panjang buku harus diketik. Sekarang nggak perlu, tinggal pakai komputer bisa mengurutkan otomatis," ujar Prof Sulistyo pada Gelar Wicara Memperingati 45 Tahun Ikatan Pustakawan Indonesia di Perpustakaan Nasional, Kamis (12/7/2018).
Bahkan ia memprediksi bahwa sebutan pustakawan yang merujuk pada ahli perpustakaan bisa saja berubah seiring dengan digitalisasi. Begitu pula dengan peran yang akan diemban para pustakawan di masa mendatang.
"Fungsi mungkin akan berubah. Penamaannya juga mungkin akan berubah jadi pustakawan web atau pustakawan cyber. Ada tugas-tugas yang dulu hilang atau ada sebagian yang muncul," ujar Prof Sulistyo.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Roy Sembel menambahkan, untuk bisa bertahan di era digital seperti sekarang pustakawan harus memperbarui kemampuan. Gali potensi lain yang tidak bisa digantikan oleh mesin yang diberi kecerdasan artifisial seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara.
"Bukan tidak mungkin nanti di perpustakaan bakal ada robot yang bisa menjawab pertanyaan pengunjung. Nah sebagai manusia, wisdom atau kebijaksanaan ini tak bisa diganrikan oleh robot. Jadi harus dikembangkan lebih lanjut, harus pro aktif dan mengikuti perkembangan zaman," terangnya.
Selain menggelar gelar wicara, Ikatan Perpustakaan Indonesia juga meluncurkan website ipi.perpusnas.go.id Kepala Perpustakaan Nasional Drs. Muh Syarif Bando, MM mengatakan situs ini bisa menjadi media bagi pustakawan Indonesia untuk menampilkan karya mereka.
"Tahun 2019 ini kita targetkan menjadi pustaka berkarya. Saya Harap pustakawan bisa mengirimkan hasil karyanya di situs ini sehingga dapat menjadi kesempatan bagi pustakawan untuk mempromosikan hasil karyanya ke masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Tangis Egy Maulana Vikri Warnai Kekalahan Timnas Indonesia U-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
The Mira, Hotel Ramah Muslim Peraih Penghargaan di Hong Kong
-
Bukan Sekadar Tren, Inilah Peran Komunitas dalam Masa Depan Industri Kecantikan
-
Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan
-
Model Profesional: Belajar Modeling Nggak Melulu Jadi Peraga Busana, Latih Pede hingga Tambah Relasi
-
Urutan Skincare Pagi Wardah Crystal Secret, Mencerahkan dan Anti-Aging di Usia 30-an!
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Destinasi Wisata Inklusif Ada di Jakarta: Ruang Nyaman untuk Pemilik dan Hewan Peliharaan
-
5 SMA Terbaik di Singapura, Sekolah Gibran Termasuk Favorit?
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini: Cancer Bakal Dikecewakan Orang Terdekat, Leo Jangan Resign Dulu!
-
Terpopuler: Pratama Arhan Talak Raj'i Azizah Salsha, Pembela Ijazah Gibran Dituding Pembohong