Suara.com - Langkah Banyuwangi untuk menjadi Geopark Nasional semakin terbuka lebar. Surat keputusan (SK) Bupati pembentukan Tim Badan Pengelola Geopark Banyuwangi sudah dikeluarkan.
Status ini akan semakin melengkapi prestasi Banyuwangi. Sebelumnya, Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dunia oleh UNESCO.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, tim jejaring Geopark Indonesia sudah meninjau Banyuwangi. Kota itu dinilai layak untuk diajukan menjadi Geopark Nasional.
"Saya sudah mengeluarkan SK-nya. Tim BP Geopark Banyuwangi juga sudah dibentuk. Semua dokumen yang dibutuhkan sudah dibawa tim ke Jakarta," ujarnya, Sabtu (29/9/2018).
Tim BP Geopark Banyuwangi terdiri dari Suhaili Yalin (IKAWANGI Bandung), Januarani Razak (Alumni ITB 81), Oman Abdurahman (Alumni ITB 81), dan Kemilau Fiska Noyta.
"Tim Geopark Banyuwangi telah membuat rencana kegiatan hingga satu bulan ke depan. Fokus kegiatan adalah penyusunan Dossier Geopark Nasional," ungkapnya.
Berdasarkan penilaian, Banyuwangi memiliki tiga kekhasan geologi yang distandarkan UNESCO. Ketiga kekhasan itu meliputi geodiversity (keragaman bumi), biodiversity (keragaman hayati) dan cultural diversity.
"Secara geologis, di sini ada pantai dan gunung yang masih terjaga kealamiannya, yang didukung biodiversity-nya. Dari cultural diversity-nya, Banyuwangi dihuni suku yang beragam. Dari semua kekhasan ini, Banyuwangi memungkinkan meraih status geopark nasional,” jelasnya.
Menurut Anas, dengan ditetapkannya Banyuwangi sebagai taman nasional geopark, maka akan menjadi nilai tambah bagi Banyuwangi.
Baca Juga: Geopark Ciletuh-Palabahunratu Resmi Jadi "Unesco Global Geopark"
“Dengan menjadi geopark, maka ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan, termasuk keuntungan ekologi. Artinya, sumber daya alam hayati dan budaya dalam cagar biosfer terlindungi dan terkelola dengan baik,” ujarnya lagi.
Konsep geopark memiliki standar sendiri. Di antaranya mengacu pada pengembangan kawasan yang memberikan pengaruh terhadap konservasi, edukasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Konsep ini diperkenalkan pertama kali oleh UNESCO pada 2000-an. Geopark tidak hanya menjaga kelestarian alam, namun juga meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Saat ini, hanya ada dua geopark di Indonesia telah masuk warisan UNESCO, yakni Geopark Gunung Batur (Bali) dan geopark Gunungsewu (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa menambahkan, pihaknya siap mengakomodir hal tersebut. Caranya dengan merangkul stakeholder pariwisata Academician, Business, Community, Government, dan Media (ABCGM).
“Rencananya, tahun ini juga Banyuwangi diusulkan sebagai taman nasional geopark. Kami siap mendukung sepenuhnya,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Profil Atika Algadrie, Ibu Nadiem Makarim Aktivis Antikorupsi
-
Berapa Kekayaan Ashanty? Dilaporkan Eks Karyawan Atas Dugaan Perampasan Aset
-
Menag Yakin Tepuk Sakinah Bakal Tekan Angka Cerai di Indonesia, Bagaimana Lirik dan Apa Maknanya?
-
6 Serum Mengandung Peptide untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bisa Atasi Flek Hitam