Suara.com - Inggris adalah salah satu negara militer terkuat dari abad sebelum masehi. Saat zaman menggunakan pedang pun Inggris diakui sebagai negara terkuat di eropa, ratu Inggris dari abad ke abad adalah kekuatan paling besar Inggris, Namun peristiwa 10 November di Surabaya memberi bukti, jika rakyat Surabaya, masuk dalam list catatan sejarah sebagai musuh terberat bagi Inggris
Perang 10 November dilakukan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa ini 10 November tercatat juga sebagai pertempuran terberat sepanjang sejarah dalam Revolusi Nasional Indonesia.
Seperti apa sejarah pertempuran 10 November 1945? Berikut Suara.com kutip dari berbagai sumber.
Mayor Jenderal Robert Mansergh (tentara Inggris) menggantikan kedudukan Brigadir Jenderal Mallaby yang telah meninggal karena peristiwa baku tembak di Surabaya pada 30 Oktober 1945. Mayor Jenderal Robert Mansergh mengultimatum warga Surabaya untuk menyerah kepada Inggris, dan menyerahkan senjata. Namun ultimatum itu dianggap penghinaan oleh arek-arek Suroboyo
Inggris memberi ultimatum kepada pejuang dan pimpinan rakyat Indonesia lewat waktu yang telah ditentukan, yaitu pukul 06.00 pagi, tanggal 10 November 1945. Di sinilah perang terbesar di Indonesia dimulai.
TKR ( Tentara keamanan Rakyat) Indonesia menolak dengan tegas ultimatum diajukan oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh, karena ultimatum tersebut dianggap sebagai penghinaan dan pelecehan terhadap Republik Indonesia. Usai batas ultimatum yang ditentukan telah berakhir, tentara Inggris meluncurkan berbagai serangan melalui darat, laut, dan udara. .
Dengan serangan besar-besaran tersebut, tentara Inggris mengira bahwa Surabaya akan takluk dalam waktu tiga hari. Namun, di bawah pimpinan Bung Tomo, Indonesia tidak gentar melawan tentara Inggris. Semangat juang anak muda Indonesia menjadi makin tinggi karena pengaruh Bung Tomo. Bukan hanya anak muda, tapi juga berbagai kalangan masyarakat, hingga kiyai turut turun tangan menghadapi tentara Inggris. Pertempuran pun redam dalam waktu tiga minggu, meskipun Surabaya disebut harus mengorbankan sampai 16 ribu pejuang, dan 200 ribu rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.
Para pejuang Surabaya akhirnya meninggalkan Gunungsari dan Waru pada akhir November 1945. Mereka terus melakukan perlawanan-perlawanan kecil di daerah Gedangan dan Krian.
Desember 1945 itu pula, tidak ada lagi pemerintahan Indonesia di Surabaya. AMACAB (Allied Military Administration Civil Affairs Brach) menguasai kota itu hingga misi Sekutu Inggris selesai.
Baca Juga: Angel Lelga Ngaku Tak Suka Keluarga Vicky Prasetyo Sejak Awal
Surabaya pun diserahkan oleh Inggris kepada pemerintah Belanda hingga tahun 1950, dan berakhir ketika terbentuk Negara Jawa Timur (menjadi ibu kota Negara) lalu kembali lagi ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi ibu kota provinsi Jawa Timur.
Seperti apa pengaruh Bung Tomo dalam membakar semangat para pejuang?
Berikut pidato lengkap Bung Tomo tersebut:
NEXT
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Dari Empal Gentong Hingga Gurame Terbang: Petualangan Rasa di 5 Restoran Sunda Ikonik
-
8 Pilihan Sunscreen Tanpa Alkohol: Cocok untuk Kulit Sensitif, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Rekomendasi Lipstik Lokal yang Ringan dan Warnanya Tahan Lama, Mulai Rp20 Ribuan
-
Lahan Jadi Sekolah: Petani Muda Kebumen Ini Ubah Pertanian Jadi Ajang Berbagi Ilmu
-
Gaji PPPK Paruh Waktu Apakah Sama dengan Honorer? Simak Aturannya
-
Cara Mengatasi Atap Bocor di Musim Hujan, Jangan Buru-Buru Panggil Tukang
-
Terpopuler: Sepatu Selvi Ananda Seharga UKT, Zita Anjani Disindir "Money Can't Buy Class"
-
6 Cara Mengatasi Hawa Panas di Rumah Tanpa AC, Bye-Bye Gerah!
-
Blockchain Bukan Lagi Istilah Rumit, Begini Cara Teknologi Ini Bikin Hidup Lebih Praktis
-
Lari untuk Kebaikan: Lagi Tren Charity Run untuk Masa Depan Anak