Suara.com - Anda harus mengurangi konsumsi daging merah untuk membantu melestarikan bumi. Meski tergolong sumber zat besi, peningkatan konsumsi daging merah dapat memicu produksi gas emisi yang berasal dari peternakan sapi ataupun kambing.
Disampaikan Dr dr Rina Agustina, MSc selaku Eat Lancet Commisioner, untuk memproduksi daging merah, jejak yang ditinggalkan sapi dan kambing dari buang air dan makanan cukup panjang. Menurut dia, gas emisi yang dihasilkan untuk memproduksi daging merah 40 kali lebih banyak dari bahan pangan lainnya.
"Untuk peternakannya juga membutuhkan lebih banyak lahan. Padahal lahan sekarang semakin menipis. Belum lagi penggunaan air untuk mereka minum dan pembersihan kandang," ujar dia dalam temu media Peringatan Hari Gizi Nasional di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Itulah mengapa, dr Rina mengimbau agar masyarakat harus membatasi konsumsi daging merah. Selain itu di bidang kesehatan, Rina menambahkan daging merah telah dikaitkan dengan risiko kanker dan perlemakan hati jika dikonsumsi berlebihan.
"Yang paling penting menghindari process food dan lebih memilih makan-makanan keluarga. Anak kita sekarang suka makan sosis itu kita harus khawatirkan. Dibandingkan makan daging merah lebih baik makan daging putih atau sumber hewani lain seperti ikan," imbuh dia.
Dibandingkan mengonsumsi daging merah yang cenderung merusak lingkungan, dr Rina merekomendasikan win-win diet ini yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
"Harus ada proses yang radikal di mana pola makan dan produksi pangan harus diubah secara drastis tidak hanya pola makan tapi juga supply chain mulai dari pertanian hingga dikonsumsi masyarakat," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Semesta Lagi Romantis, Ini 6 Shio dengan Asmara Paling Bersinar pada 21 November 2025
-
Terpopuler: Breaking News Pelatih Timnas Indonesia hingga Jokowi Melemah
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan