Suara.com - Pernahkah Anda membayangkan bisa bermain, berjalan-jalan, bahkan memeluk serigala tanpa rasa takut? Ya, serigala yang terkenal sebagai binatang liar dan pemangsa selayaknya harimau, ternyata bisa jadi teman bermain yang menyenangkan di Anacortes.
Anacortes, terletak di negara bagian Washington, tepat di sebelah Vancouver, sedikit melewati perbatasan Kanada. Tempat ini memiliki program bernama The Predators of the Heart Sanctuary, yang bisa membuat kalian merasakan 2 jam lebih dekat dengan sang predator, serigala.
Di tempat ini, selama waktu yang ditentukan, kita bisa berlarian, bermain, memeluk, bahkan berpose sangat dekat dengan serigala selayaknya hewan peliharaan. Dan tidak peru takut, karena serigala di sini sangat ramah, meski kita menggelitik dan mengelus perut mereka.
Melansir Bored Panda, Kamis (20/2/2020), untuk bisa bermain dengan serigala di tempat ini, Anda cukup merogoh kocek sekitar 200 dollar atau setara Rp 2,9 juta per orang. Pemesanannya sendiri bisa dilakukan melalui aplikasi Airbnb. Biasanya dalam sehari akan ada 2 tur yang dijalankan. Pengunjung juga bisa memesannya dari Senin hingga Sabtu, dan pihak pengelola tidak membuka untuk hari Minggu.
Menurut Profesor Wynne dari Arizona State University, kebanyakan serigala memang tidak bersikap ramah seperti di tempat tersebut. Namun seekor hewan liar pun dapat memiliki kesabaran dan keterampilan saat dibesarkan agar mereka mau berinteraksi ramah kepada manusia.
"Orang-orang harus lebih dulu melakukan percobaan klinis (pada manusia), sebelum memutuskan hewan bisa diperihara dan disuaka, agar binatang-binatang itu tidak berbahaya," jelas profesor Wynne.
Beruntung populasi serigala masih berkembang baik saat ini di tempat habitat asal mereka yang jarang ditinggali manusia, yakni di Kanada, Alaska, dan Siberia.
Di lokasi ini bukan hanya ada binatang serigala, tapi juga ada rubah, cougars, reptil, dan burung pemangsa. Di tempat ini, hewan-hewan yang berhasil diselamatkan dan di lindungi, bisa diajak bermain dan berteman.
Sebagai catatan, untuk bisa bermain bersama para predator ini, kamu juga harus cukup umur, lho. Setidaknya, umurmu minimal harus 18 tahun, dan ini tidak ada kata toleransi.
Baca Juga: Cegah Virus Corona, Saatnya Berhenti Konsumsi Daging Hewan Liar
The Predators of the Heart Sanctuary sendiri dibuka pertama kali pada 1998 dan terdiri di atas tanah seluas 10 hektar. Organisasi pengurus memberlakukan aturan dan standar yang sangat ketat untuk melindungi hewan-hewan di sini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
6 Sabun Cuci Muka untuk Mengatasi Flek Hitam Usia 40-an, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lokal Harga Rp200 Ribuan: Nyaman, Nggak Bikin Pegal saat Berdiri di KRL
-
Terpopuler: Raisa dan Hamish Sepakat Cerai, Warganet Debat Makan Pakai Tangan
-
Tak Cuma Produk Skincare, 5 Bahan Alami Ini Juga Ampuh Hilangkan Flek Hitam di Wajah
-
5 Artis dengan Pernikahan Tersingkat, Ada yang Cuma Bertahan 2 Hari
-
Rangkaian Produk Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Mengandung Alpha Arbutin dan Niacinamide
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi