Suara.com - Kantor Daerah Operasi (Daops) Manggala Agni Kalimantan IV Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah membuat bahan disinfektan herbal yang berasal dari pohon bambu untuk mengganti bahan dari cairan kimia guna mengantisipasi penyebaran virus corona Covid-19.
"Disinfektan ramah lingkungan yang diberi nama cairan cuka kayu ini aman bagi manusia dan lainnya, apalagi bahan bakunya banyak tumbuh di daerah ini," kata Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IV Muara Teweh, Andreas Ero, Selasa (7/4/2020) seperti yang Suara.com lansir dari Antara.
Menurut Andreas, dalam pengolahan disinfektan herbal ini pihaknya bekerja sama dengan Kantor Daops Manggala Agni Kalimantan II Kapuas selaku pembimbing praktek pembuatan disinfektan cairan cuka kayu berbahan baku bambu.
Proses pembuatan cuka kayu ini, kata dia, tergolong mudah karena bahan baku yang dibutuhkan banyak tumbuh di sekitar Kantor Daops Manggala Agni Muara Teweh.
"Diharapkan nantinya hasil pembuatan cuka kayu ini dapat dipergunakan untuk upaya pencegahan dengan melakukan penyemprotan desinfektan pada sarana prasarana gedung, kantor fasilitas publik dan tempat masyarakat lainnya, serta dengan menerapkan budaya hidup bersih, dan menjaga lingkungan sekitar," kata Andreas.
Sementara Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan II Kapuas Aswaludin menjelaskan pembuatan disinfektan berbahan herbal ini berdasarkan dari Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berhasil memproduksi disinfektan dari cuka kayu dan bambu (asap cair) sebagai antisipasi penyebaran Covis-19.
Awalnya, pengolahan disinfektan herbal ini hanya di Daops Kapuas. "Setelah berhasil, kami melakukan pelatihan kepada petugas Manggala Agni Muara Teweh ini untuk membuat cairan cuka kayu ini," kata dia.
Aswaludin mengatakan, dari hasil Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) ini juga diproduksi hand sanitizer dengan formula asap cair (cuka kayu)
Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan 1 persen cuka kayu sudah efektif dilakukan Prof Gustan Pari peneliti P3HH BLI, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: PSBB Artinya Jakarta Batasi MRT, LRT, TransJakarta dan Mobil Pribadi
Pengujian dilakukan Prof Gustan dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim yakni dengan menguji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai disinfektan.
Riset ini menggunakan mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.
Hasilnya, asap cair kayu dan bambu dengan konsentrasi 1 persen memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan etanol (alkohol) 70 persen, yang selama ini sering dijadikan bahan dasar disinfektan.
"Kita harapkan melalui disinfektan herbal ini selain membasmi virus bakteri di sekeliling kita maupun penyakit dari tanaman," ujarnya.
Proses pengolahan cairan cuka kayu itu menggunakan tungku yang atasnya diletakan drum sebagai tempat mengolah bambu yang dipotong kecil-kecil yang dibakar selama delapan jam, kemudian proses pembakaran yang apinya selalu dijaga agar tetap menyala ini mengeluarkan asap yang keluar dari potongan bambu ukuran sekitar empat meter lebih.
Setelah proses pembakaran berjalan pada menit ke-47 pertama sudah menghasilkan cairan cuka kayu yang keluar dari selang plastik kecil sekitar 1,5 liter kemudian ditampung ke dalam botol misalnya botol air mineral.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Adu Pesona Raisa dan Sabrina Alatas: Diva Pop Vs Chef Muda yang Tengah Jadi Sorotan
-
Gen Z Malaysia Jatuh Cinta pada Indonesia: Rahasia Promosi Wisata yang Tak Terduga!
-
Profil Gubernur Riau Abdul Wahid yang Ditangkap KPK: Latar Belakang, Pendidikan dan Karier Politik
-
Penampakan Future House yang Diduga Disiapkan Hamish Daud dan Sabrina Alatas
-
5 Sunscreen dengan Kandungan Zinc Oxide untuk Samarkan Flek Hitam dan Bekas Jerawat
-
4th IICF 2025 Sukses Pertemukan 12 Negara, "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi" Pecahkan Rekor MURI
-
Dari TK hingga SMA, Ribuan Pelajar Siap Bersaing di Kompetisi Matematika IOB 2025
-
Profil Gusti Purbaya dan Jalan Terjalnya, Putra Mahkota Keraton Solo Pasca Pakubuwono XIII Wafat
-
Lebih dari Sekadar Makanan: Bagaimana Kuliner Indonesia Membentuk Pengalaman Wisatawan?
-
Konsultasi Hewan Peliharaan Makin Mudah, Bikin Pemilik Anabul Lebih Tenang dan Terarah