Suara.com - Setelah hampir tiga bulan berdiam diri di dalam rumah demi mencegah penularan Covid-19, banyak orang merasa antusias ketika pemerintah mewacanakan membuka kembali mal dan sejumlah area publik lainnya. Di DKI Jakarta sendiri, mal rencananya akan dibuka pada 15 Juni mendatang.
Sebagai salah satu area publik yang mengundang kerumunan orang, mal memang dikhawatirkan dapat menjadi pusat penyebaran virus corona.
Untuk mengantisipasi hal itu, spesialis penyakit dalam yang juga konsultan penyakit tropik dan infeksi dr. Erni Juwita Nelwan Sp.PD-KPTI menyebut bahwa mal hanya boleh dikunjungi oleh orang yang 100 persen sehat. Namun, diakuinya bahwa sulit untuk memastikan hal tersebut.
"Menurut saya, kalau mal mau dibuka, batasi dulu deh untuk orang-orang yang 100 persen sehat. Pelajari dulu pola di Jakarta akan seperti apa," kata Erni kepada suara.com, Senin (8/6/2020).
Erni mengatakan bahwa upaya itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pengelola mal, tetapi juga masyarakat sebagai pengunjung.
Masyarakat harus menyadari kepentingan bepergian ke mal. Karena meski PSBB telah dilonggarkan, bukan berarti pandemi Covid-19 telah selesai. Protokol kesehatan, salah satunya menjaga jarak, harus tetap dilakukan.
Ia juga mengingatkan, sebaiknya anak-anak dan lansia jangan dulu dibawa ke area publik, termasuk mal.
"Tetap kalau menurut saya itu (tidak ajak anak-anak dan lansia) yang paling bijaksana. Gak usah deh kalau anak-anak diajak keluar hanya untuk pergi ke mal," ujarnya.
Erni khawatir, kerumunan yang ditimbulkan dari pembukaan mal menyebabkan melonjaknya kasus baru hingga menimbulkan Covid-19 gelombang kedua. Jika hal itu sampai terjadi, ia berpandangan akan kembali sulit untuk pulih.
Baca Juga: Kota Bogor Mulai Izinkan Mal Buka, Tapi dengan Persyaratan Ketat
"Sekarang kita concern di kesehatan dulu. Karena kalau kita naik lagi, jadi gelombang kedua nanti. Takutnya lebih susah pulihnya. Artinya, kalau tempat wisata harus pelan-pelanlah. Harus ada kontribusi dalam upayakan mencegah (infeksi)," katanya.
Erni mengkritisi, seharusnya pengusaha mal melakukan modifikasi sementara dengan mengesampingkan keuntungan ekonomi melalui mendatangkan pengunjung sebanyaknya. Sarannya, perlu ada mekanisme kontrol yang tegas akan jumlah pengunjung dilakukan secara bertahap.
"Coba bertahap, apa mampu mengelola orang sekian banyak dengan aman nggak ada kasus. Kalau iya, ya jadikan ini sebagai prestasi. (Bisa diumumkan) 'Kami sudah buka selama dua minggu pertama, kemudian semua baik'," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
Terkini
-
Ironis, Anak Eks Wali Kota Cirebon Ditangkap Gegara Curi Sepatu di Masjid Usai Ayah Terjerat Korupsi
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Pengantin Wanita yang Tahan Lama Mulai Rp50 Ribuan
-
Kilas Balik Perjalanan Cinta Syifa Hadju, Kini Berlabuh pada El Rumi
-
5 Rekomendasi Moisturizer Penghilang Chicken Skin, Kulit Halus Impian Jadi Kenyataan!
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang
-
5 Fakta Terbaru Perseteruan Yai Mim Vs Sahara: Bantah Tudingan Pelecehan, Berakhir Damai?