Suara.com - Industri fesyen menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia.
Karena alasan tersebut, Komunitas Zero Waste Indonesia (ZWID) mengajak masyarakat berkomitmen untuk tidak membeli pakaian baru selama tiga bulan sebagai implementasi slow fashion dan mengurangi sampah fesyen serta limbah tekstil.
Diberi tajuk gerakan Mulai Dari Lemari, gerakan ini diharapkan dapat berlangsung mulai 15 Juli hingga 15 Oktober 2020.
Dikutip dari Antara, setiap orang yang berpartisipasi nantinya diajak untuk mencari alternatif baju baru, seperti meminjam, menyewa, bertukar, menjahit sendiri, atau membeli baju bekas.
Meski demikian, membeli baju baru tetap sah bila memang dibutuhkan dan bukan sekadar tergiur tren. Terlebih bila membeli dari label fesyen berkelanjutan atau label lokal untuk mendukung wirausaha yang terdampak pandemi Covid-19.
"Berbagai label gencar mengeluarkan koleksi barunya demi mengikuti tren. Fesyen Cepat (fast fashion) menjadi sesuatu yang banyak diminati berimbas pada perilaku konsumerisme dimana orang-orang membeli pakaian baru demi mengikuti tren semata dengan jumlah lebih dari yang mereka butuhkan," ujar Maurilla Sophianti Imron, pendiri Komunitas Zero Waste Indonesia, dalam siaran resmi yang dikutip Suara.com dari Antara, Minggu (5/7/2020)
Melansir dari Global Fashion Agenda, limbah tekstil diperkirakan akan bertambah sebanyak 60 persen antara 2015 sampai 2030.
Gerakan ini diharapkan bisa diikuti setidaknya 5.000 orang yang mendaftarkan komitmennya hingga 14 Juli dan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon global hingga 30 persen.
"MDL bukan antibaju baru tapi sebuah pengingat diri," kata Amanda Zahra Marsono, Head of Public Relations and Marketing juga Project Manager #TukarBaju.
Baca Juga: Jadi Janda Lagi, Intip Gaya Fesyen Kece Kalina Oktarani
Menurut Amanda, kampanye ini fokus kepada pembentukan kesadaran mengenai implementasi Fesyen Lambat dalam konsep Fesyen Berkelanjutan.
Orang-orang yang telah mendaftarkan komitmennya punya kontrol penuh mengenai konsumsi pakaian sesuai kenyamanan berproses dan kebutuhan masing-masing.
Diharapkan gerakan ini bisa memberikan kesadaran bahwa berkontribusi untuk lingkungan juga bisa dimulai dari lemari pakaian sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Bukan Semalam, Berapa Lama Pembangunan Candi Prambanan? Katedral Koln Butuh Waktu 600 Tahun Lebih
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Dipakai saat Musim Hujan, Aromanya Sopan dan Hangat
-
Sejarah Thrifting di Indonesia, Purbaya Siap Sikat Mafia Baju Impor Ilegal
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Formula Oil-Control, Tidak Bikin Kulit Berminyak
-
Apa Itu Gas DME Pengganti Tabung Gas LPG? Benarkah Lebih Unggul dan Hemat?
-
Gaya Komunikasi Menkeu Purbaya Mulai Bikin Pejabat Pertamina Gusar: Intip Latar Pendidikannya
-
5 Extrait De Parfum Murah di Indomaret yang Wanginya Melekat Seharian
-
IdeaFest 2025 Akhir Pekan Ini di JICC, Nyalakan Budaya Baru Melalui Kolaborasi dan Kreativitas
-
Rayakan Warisan Budaya dan Kreativitas Tanpa Batas, Jakarta Fashion Week 2026 Segera Hadir
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Kulit Kering Usia 40-an, Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda