Suara.com - Menikah muda nampaknya tengah menjadi tren di Indonesia,. Fenomena tersebut menyusul beberapa publik figur memutuskan untuk mengakhiri masa lajang mereka pada usia dua puluhan awal.
Tapi, nampaknya hal ini dianggap kuno oleh banyak perempuan di Korea Selatan. Pasangan di Negeri Gingseng tersebut cenderung mantap untuk menikah pada usia yang cukup matang.
Kamu mungkin bisa melihat beberapa pasangan aktris di negara tersebut menikah di usia dua puluhan awal atau malah tiga puluhan awal. Bahkan, di beberapa drama Korea Selatan populer yang kamu tonton.
Nah, ingin tahu usia ideal untuk menikah bagi banyak perempuan di Korea Selatan, beserta alasannya? Simak lebih lanjut penjelasannya berikut ini, seperti yang suara.com lansir dari Koreaboo.
1. Menikah sekitar usia 32 tahun
Banyak perempuan di Korea Selatan menikah pada akhir dua puluhan atau tiga puluhan awal saat ini.
Menurut beberapa perempuan yang diwawancarai oleh ASIAN BOSS, sebagian besar perempuan di Korea Selatan menikah sekitar usia 32 tahun.
2. Alasannya Karena ada tekanan
Ketika ditanya mengapa fenomena seperti itu terjadi, para perempuan yang diwawancarai mengatakan bahwa biasanya itu karena tekanan teman sebaya, di mana banyak teman yang tiba-tiba menikah di usia tiga puluhan, seolah-olah mereka sudah janjian melakukannya.
3. Ada tekanan keluarga
Selain teman-teman yang kebanyakan sudah menikah, ini juga terjadi karena tekanan keluarga. Di mana sebagian besar anggota keluarga mereka mulai bertanya alasan mengapa mereka belum menikah juga.
Baca Juga: Apa Itu Silk Hart, Metode Tanam Benang ala Korea Selatan?
4. Usia yang dianggap terlambat menikah
Banyak orangtua menganggap, ketika Anda melewati usia pertengahan tiga puluhan, sudah terlambat bagi seorang perempuan untuk menikah.
Tapi sekarang, perempuan Korea Selatan memiliki pendapat yang berbeda, di mana, usia 40 tahun lah yang mereka anggap sebagai usia terlambat menikah.
5. Konsep menikah dini berasal dari generasi yang lebih tua
Ketika ditanya pendapat mereka tentang mengapa perempuam menikah cukup awal di masa lalu, mereka menyebutkan bahwa mungkin perempuan tersebut saat itu tidak begitu ambisius tentang mimpi mereka.
Dibandingkan dengan perwmpuam di generasi sekarang yang ingin mengejar impian mereka sebanyak yang mereka bisa.
Salah seorang perempuan yang diwawancarai juga memberikan pendapatnya, di mana mereka mengatakan bahwa mungkin saat ini lebih sedikit perempuan yang mau menikah di usia muda, karena merasa bisa hidup mandiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
Terkini
-
Gagal Daftar Magang Kemnaker 2025? Solusi Notifikasi Merah 'Tidak Memenuhi Syarat'
-
Apa Hubungan Dedi Mulyadi dan Yai Mim? Turun Gunung Tangani Konflik dengan Sahara
-
Suami Meyden Kerja Apa? Hengky Gunawan Punya Karier Cemerlang
-
Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
-
Kapan Pendaftaran Magang Nasional 2025 Gaji UMP Dibuka? Ini Jadwal Resminya
-
Siapa Nama Asli Meyden? Diam-Diam Sudah Menikah dengan Hengky
-
The Papandayan Jazz Fest 2025: Satu Dekade Meresonansi Keindahan Dalam Keberagaman
-
Protes Razia Rambut, Murid dan Guru Saling Balas Pesan Lewat Video
-
Duel Sepatu Lari Lokal Nineten vs Ortuseight, Mana yang Terbaik untukmu?
-
Apa Jabatan Halim Kalla? Adik Jusuf Kalla Jadi Tersangka Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun