Suara.com - Seumuleung, sebuah tradisi berusia lima ratus tahun yang melibatkan raja Aceh berlangsung dengan sederhana di tengah keprihatinan pandemi Covid-19.
Tradisi ini dipercaya dapat membawa keberkahan rezeki dan kesehatan untuk tahun mendatang.
Tradisi yang disebut sudah ada sejak tahun 1480 masehi digelar pada hari raya Idul Adha, simbol peneguhan atau penabalan raja.
Peneliti tradisi Budaya Kerajaan Negeri Daya Aceh, Teuku Minjar Nurlizai, menilai selama lima abad tidak ada perubahan makna dari tradisi yang menjadi identitas wilayah mempertahankan kejayaan masa lalu tersebut.
"Ini sebagai identitas, di mana tradisi yang telah berlangsung lima abad masih dapat dilaksanakan mereka yang memegang amanah. Ini bisa menjadi modal Aceh sebagai salah satu tempat di Indonesia yang masih menjaga kelestarian budaya," katanya.
Tradisi Lebaran Aceh di tengah Covid-19: 'Jika tradisi yang hilang maka tidak dapat dikembalikan lagi, tapi jika orang yang meninggal kita tahu pusaranya' Covid-19: Wayang orang tetap pentas di Solo, disaksikan penonton di dunia maya Karena Covid-19, sopir dipecat dan berjalan kaki 400 kilometer: 'Daripada sekarat di Jakarta, saya nekat jalan kaki ke Solo'
Wartawan di Aceh, Hidayatullah yang melaporkan untuk BBC Indonesia, menempuh perjalanan menuju lokasi tradisi di Kabupaten Aceh Jaya, dua jam perjalanan darat, 80 kilometer dari ibu kota Aceh, Banda Aceh.
Melewati tiga pegunungan yang membelah kedua wilayah dengan kondisi jalan bergelombang dan tikungan-tikungan patah.
Hamparan tenda warna-warni pedagang seketika mencolok mata di lokasi tradisi akan berlangsung, cekungan bibir Pantai Kuala Daya, Lamno, Aceh Jaya yang berbentuk U, dekat kompleks makam Sultan Alaiddin Riayat Syah, sultan Aceh ke-10 yang berkuasa di abad ke-16.
Baca Juga: Tradisi Lima Abad di Aceh Setiap Idul Adha: Peumenab dan Seumeuleng
Para pedagang berjajar-jajar di bawah tenda warna-warni mereka menjajakan berbagai cendera mata. Dari tahun ke tahun mereka mendulang rejeki setiap kali tradisi Seumuleung digelar.
Biasanya mereka berjualan sejak hari Idul Adha sampai tujuh hari setelahnya. Biasanya pula, masyarakat memadati lokasi, bahkan hingga ke tepi pantai, hingga kendaraan tak diperbolehkan melintas.
Namun, situasi tahun ini berbeda.
Zahara, seorang pedagang, menceritakannya.
"Di sini yang diutamakan untuk berjualan adalah warga Desa Lamno. Saya jualan sudah beberapa tahun, sebelumnya menggunakan payung kecil, kalau cuacanya gak mendung bisa dapat Rp1 juta sampai Rp1,2 juta omzet per hari, kalau biasanya jualan di pasar Rp800.000 per hari," jelas Zahara.
"Kalau bukan Covid-19 sampai ke air-air dan bantaran batu pemecah ombak sudah penuh tenda," katanya.
Berita Terkait
-
Tradisi Bertemu Inovasi: Ritual Kecantikan Modern dari Filosofi Teh Bangsawan
-
Laundry Majapahit: Tradisi Jadi Modal Ekonomi Kreatif Baru
-
Ritual Tolak Bala! Keraton Solo Gelar Mahesa Lawung dengan Kepala Kerbau
-
Sosok Syafiq Riza Hasan Basalamah, Cara Salaman dengan Santri Beda dari Yang Lain
-
Pesantren Di-framing Buruk, Arie Untung Curiga Ada Hubungannya dengan Gaza
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan
-
Kalender Jawa 29 Oktober 2025: Weton Rabu Wage, di Antara Sial dan Berkah Menurut Primbon
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami