Suara.com - Banyak dari kita tak paham apa saja komposisi makanan yang sering kita santap selama ini. Salah satunya pewarna makanan alami yang kerap ada pada berbagai produk yang sering kita nikmati.
Melalui video, akun TikTok @ilmumakanan memberi kita informasi yang mungkin belum banyak kita ketahui. Video berdurasi 35 detik ini menjelaskan mengenai pewarna makanan alami yang dinamakan karmin.
Akun tersebut menyarankan kita untuk melihat pewarna pada produk-produk berwarna kemerahan, seperti susu atau yogurt dengan rasa stroberi.
"Pasti ada tulisan di komposisinya menggunakan pewarna alami karmin. Nah, sekarang gue bakal kasih tahu karmin terbuat dari apa. Tapi kalian janji nggak boleh kaget, nggak boleh teriak, nggak boleh makan produk yang ada ininya," jelas akun tersebut.
Karmin, lanjut video tersebut terbuat dari serangga berjenis Cochineal atau kutu daun yang dihancurkan. Video yang mendapat hingga lebih dari 356 ribu likes ini pun viral.
Banyak yang terkejut dengan fakta ini. Tak sedikit pula yang menyesal karena sering menikmati minuman yang mengandung karmin. Tapi, tak sedikit pula yang berterimakasih atas informasi yang selama ini jarang diketahui publik.
Nah, sebelum kamu mencoret segala jenis produk yang mengandung karmin, ada baiknya untuk mengetahui fakta mendalam mengenai serangga ini. Simak yuk beberapa daftarnya, yang dilansir IAWP Wellness Coach berikut ini.
1. Apa itu karmin?
Karmin adalah pewarna merah yang usianya sudah sangat tua, berasal dari suku Aztec di tahun 1500-an. Ketika orang Eropa menemukan budaya mereka selama eksplorasi, mereka menggunakan ekstrak serangga berjenis cochineal atau kutu daun sebagai pewarna untuk kain dengan warna merah cerah.
Baca Juga: Bunda Mesti Tahu, Ini Penyebab Umum Gigi Karies Pada Anak
Serangga lain yang sangat mirip juga digunakan untuk tujuan yang sama di budaya Timur Tengah, Mediterania, dan Mesir. Sejak itu, pewarna karmin telah digunakan untuk sejumlah tujuan termasuk, baru-baru ini, pewarna makanan agar lebih terlihat lebih hidup dan menggugah selera.
2. Pewarna alami yang aman
Sebagai bagian dari keluarga pewarna makanan, karmin sering digunakan untuk membuat makanan kemasan dan olahan agar terlihat lebih hidup dan menarik.
Warna merah cerahnya dapat ditemukan di semua jenis produk makanan yang berjejer di rak supermarket, termasuk permen, es krim, susu, yogurt, makanan ringan anak-anak, dan lainnya.
Bahkan, tak jarang karmin juga ditemukan dalam produk perawatan tubuh seperti shampo dan lotion, serta makeup seperti eyeshadow.
3. Proses pembuatan karmin
Karmin dibuat dari serangga berjenis cochineal atau kutu daun yang menghabiskan hidupnya menempel pada kaktus pir berduri di Amerika Tengah dan Selatan.
Dipanen selama ratusan tahun atau lebih, serangga ini sekarang sebagian besar ada di perkebunan kaktus pir berduri di Peru dan Kepulauan Canary.
Inilah sebabnya, mengapa negara Peru adalah eksportir terbesar dari pewarna alami ini, dengan rata-rata 70 ton per tahun. Bayangkan, untuk membuat 1 pon karmin, dibutuhkan 70 ribu ekor serangga ini. Itu berarti banyak sekali!
Bantalan pir berduri dikumpulkan dan kemudian disimpan di gudang, tempat para pekerja mengumpulkan serangga tersebut.
Untuk diketahui, cochineal betina menghabiskan hidupnya dengan menggali tanaman tersebut, jadi cukup sulit untuk mengekstraknya.
Setelah ditarik, serangga tersebut kemudian disortir dan dijemur. Lalu dihancurkan, untuk mendapatkan warna merah cerah dari dalam tubuh serangga. Bagian luar serangga berwarna abu-abu yang dilapisi bubuk pelindung putih, jadi kontrasnya sangat mengesankan!
Serangga yang telah dihancurkan kemudian dicampur dengan larutan alkohol asam, yang menonjolkan aspek pewarna yang akan digunakan.
Inilah sebabnya mengapa pewarna terkadang disebut ekstrak cochineal. Saat ini ekstraknya dicampur dengan air dan zat cair lainnya, untuk menghasilkan pigmen merah yang sangat cerah.
4. Apakah karmin aman sebagai pewarna makanan?
Jawabannya adalah ya, jika kamu tidak memiliki alergi terhadapnya. Karena terbuat dari bahan alami, karmin juga tidak memiliki risiko kesehatan tertentu.
Ini juga dianggap sebagai sumber daya yang umumnya dapat diperbarui, yang menjadikannya pilihan yang lebih baik daripada banyak pewarna beracun yang digunakan di pasaran saat ini.
Serangga memang dapat menjijikkan bagi banyak orang, itulah sebabnya ada kehebohan ketika publik mengetahui dari mana pewarna itu dibuat.
Tetapi jika kamu dapat memahami ide tersebut, ini adalah pilihan terbaik dibandingkan pewarna sintetis yang menyebabkan beberapa kondisi kesehatan, termasuk kanker, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), masalah reproduksi, dan alergi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kabur dari Jakarta: Mengapa Kota Mandiri di Pinggiran Kini Jadi Rebutan Kaum Urban?
-
3 Rekomendasi Masker Rambut Andalan agar Lebih Sehat: dari Tipis Jadi Tebal!
-
Solidaritas Pasca-Banjir Bali, Merek Lokal Ini Ulurkan Bantuan untuk Ringankan Duka Warga
-
Peran Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya di MOP Beauty, Duduki Jabatan Vital
-
Cara Membersihkan Baju Putih Kelunturan, Modal Bahan Sederhana di Rumah
-
5 Rekomendasi Krim Malam Terbaik Mengandung Niacinamide, Bangun Tidur Kulit Lebih Cerah!
-
Lifestyle Terpopuler: Alasan Tasya Farasya Cerai, Skill Bahasa Inggris Menteri Pariwisata Digunjing
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil dengan Sekarang, Hasil Natural Bikin Mewek
-
Beda Kekayaan Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa, Menteri vs Wakil Menteri Pariwisata
-
Tolak Penawaran Jadi Menpora, Begini Rekam Jejak Karir Raffi Ahmad Sedari Muda