Suara.com - Bercocok tanam tanpa tanah pada dasarnya merupakan inovasi yang menjadi solusi dari keterbatasan lahan, kondisi tanah yang kurang subur, atau kurangnya sumber air yang memadai di sebuah daerah.
Sebagai upaya untuk membudidayakan tanaman dalam kondisi yang menantang, muncullah beberapa metode menanam tanpa tanah. Meskipun demikian, metode ini malah menjadi tren sendiri, khususnya dalam lingkup rumah tangga.
Tren hidroponik yang ramai dilakukan beberapa tahun ke belakangan ini bukan hanya dilakukan oleh petani hidroponik—yang sekarang menjadi sebuah bisnis. Hidroponik juga banyak dilakukan di rumah sebagai hobi atau upaya konsumsi sayur dan buah mandiri.
Hidroponik memang jadi teknik yang paling terkenal. Namun, ternyata masih ada beberapa jenis teknik bercocok tanam tanpa tanah lainnya yang mungkin Anda perlu ketahui. Berikut Dekoruma jelaskan tiga yang paling umum dan relatif mudah untuk dilakukan.
1. Hidroponik
Hidroponik adalah teknik menanam tanpa tanah yang menggunakan air dan larutan nutrisi untuk menumbuhkan tanaman. Menggunakan media pengganti seperti rockwool, spon, jerami, sabut kelapa, atau serat kayu, air yang sudah dicampur dengan pupuk dan kalium klorida akan dialirkan ke akar tanaman melalui media non tanah tersebut.
Bila dijelaskan lebih lanjut, hidroponik juga masih terbagi lagi ke dalam tiga kategori utama. Ketiganya punya perbedaan sistem tentang penggunaan media tanam, sistem pengaliran air, dan juga metode penanaman.
Sistem pertama adalah sistem sumbu (wick system) yang terdiri dari wadah penampungan air dan nutrisi, serta wadah media tumbuh. Air yang terkumpul di wadah penampungan akan diserap oleh akar tanaman di media tumbuh.
Kedua adalah sistem water culture yang menggunakan styrofoam yang ditempatkan di atas permukaan larutan nutrisi. Dengan bantuan pompa di wadah penampungan air, oksigen akan dialirkan ke dalam akar tanaman.
Ketiga, sistem pasang surut yang mengatur jumlah dan intensitas air dan larutan nutrisi untuk merendam akar tanaman. Sistem ini lebih canggih karena menggunakan pompa yang punya timer untuk memasukkan air, mengurasnya, dan memasukkan air lagi dalam periode yang ditentukan.
2. Akuaponik
Akuaponik sebenarnya juga teknik menanam tanpa tanah yang menggunakan air sebagai media utama. Meskipun begitu, yang membedakannya dengan hidroponik adalah tanaman yang dibudidayakan dengan metode akuaponik ditumbuhkan di atas sebuah kolam yang berisi ikan budidaya.
Baca Juga: Bikin Heboh! Pria Ini Tukar Rumah 500 Juta dengan Tanaman Hias
Sistem kerjanya adalah air dari kolam yang berisi kotoran ikan akan dialirkan ke sebuah bak penampung. Di situ, kotoran akan disaring untuk mengambil air jernih yang berisi nutrisi dan mineral dari kotoran ikan.
Air dan larutan nutrisi inilah yang kemudian dialirkan ke tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Sebaliknya, keberadaan tanaman ini juga menjadi sumber oksigen untuk ikan yang juga akan berkembang dengan baik.
Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan dengan sistem ini adalah kangkung, selada air, atau bahkan cabai.
3. Aeroponik
Sistem menanam tanpa tanah yang ketiga ini disebut sebagai teknik bercocok tanam di udara. Dalam sistem aeroponik, tanaman akan digantung dalam wadah khusus untuk disuplai dengan hara dan nutrisi tanaman dalam bentuk air yang dikabutkan (fogging). Untuk itu, aeroponik memang perlu dilakukan di ruangan khusus seperti rumah kaca atau greenhouse.
Sistem ini dikatakan sebagai yang paling teknis karena kabut dari larutan nutrisi yang perlu diserap tanaman, harus disemprotkan setiap 15 menit sekali. Metode ini memastikan tanaman selalu segar. Terbukti dari sayur yang dihasilkan menggunakan aeroponik terasa lebih segar dan renyah.
Teknik menanam tanpa tanah tersebut memang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Memang lazimnya untuk rumah tangga, Anda bisa menggunakan sistem hidroponik yang sederhana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest
-
Silsilah Keluarga Syifa Hadju yang Dilamar El Rumi, Keturunan Siapa?
-
4 Rekomendasi Parfum Wanita Tahan Lama dan Murah, Rahasia Wangi Mewah Tanpa Bikin Bokek
-
Cara Menghilangkan Bau Sepatu dengan Bubuk Kopi, Praktis tanpa Perlu ke Tempat Cuci