Suara.com - Perut kenyang setelah makan memang terasa nikmat. Tetapi pada sebagian orang, kondisi tersebut dapat memberikan efek terlalu nyaman hingga menimbulkan rasa kantuk.
Jika kamu juga kerap mengantuk setelah makan padahal masih harus tetap beraktivitas, bisa jadi kamu mengalami food koma. Dalam istilah medis, food koma disebut juga postprandial somnolence.
Secara harafiah, postprandial” memiliki arti 'setelah makan'. Sementara somnolence berarti 'merasa ngantuk'. Kondisi itu terjadi akibat dari apa yang dilakukan organ pencernaan selama proses makan.
Dikutip dari Ruang Guru, ketika mengunyah, perut akan memproduksi hormon gastrin yang bisa memicu produksi cairan untuk menghancurkan makanan di dalam perut. Sisa-sisa makanan yang sudah dihancurkan itu lalu mengalir ke usus kecil.
Sewaktu proses tersebut berlangsung, pankreas akan mengeluarkan insulin, mengedarkannya ke peredaran darah untuk membantu sel dalam penyerapan glukosa supaya makanan bisa berubah jadi energi.
Setelahnya, insulin mengirimkan beberapa asam amino ke otak, termasuk triptofan.
Triptofan itu lah senyawa kimia yang bertugas menimbulkan rasa kantuk. Ketika triptofan memasuki otak, akan berubah menjadi serotonin, hormon yang menimbulkan perasaan senang. Lalu berubah menjadi melatonin, hormon spesifik yang menyebabkan mengantuk.
Selain itu, glukosa yang diserap dari karbohidrat juga bisa menutup sel otak bernama neuron orexin, yang bertanggung jawab agar tubuh tetap bangun dan terjaga.
Meski begitu, rasa kantuk setelah makan masih bisa dicegah, kok. Sebab sumber insulin dalam penyerapan glukosa itu terdapat pada makanan berkarbohidrat.
Baca Juga: 4 Penyebab Seseorang Gampang Mengantuk Meski Cukup Tidur
Jadi, makanan dengan karbohidrat tinggi akan lebih berpotensi menimbulkan rasa kantuk.
Seringkali food coma tidak bisa dihindari. Sehingga beberapa orang melakukan siasat agat tidak mengantuk setelah makan, terutama saat jam makan siang. Seperti minum kopi ataupun melakukan olahraga ringan di sela aktivitas.
Tetapi yang utama sebenarnya awasi porsi makan. Jangan terlalu berlebihan, apalagi mengandung karbohidrat tinggi.
Kedua, cara makan. Makanlah dengan pelan dan jangan terburu-buru. Hal ini supaya hormon di tubuh punya waktu untuk kembali seimbang.
Selain itu, pastikan makan makanan yang seimbang. Jangan terlalu banyak lemak atau tepung. Tapi lebih baik perbanyak makan sayur dan vitamin yang cukup.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow
-
5 Rekomendasi Body Lotion Mengandung AHA dan BHA untuk Memutihkan Kulit
-
5 Rekomendasi Lipstik Matte untuk Bibir Kering Usia 40 Tahun ke Atas
-
Dari Wellness hingga Kuliner Viral: Panduan Lengkap Menikmati Kemeriahan di Bulan November