Suara.com - Kisah atlet sprint asal Australia sukses menjadi sorotan meski dirinya gagal mencapai podium. Atlet perempuan bernama Riley Day tersebut menjadi inspirasi setelah mengungkap perjuangannya demi berangkat ke Olimpiade Tokyo.
Riley Day berhasil memecahkan rekornya sendiri dalam final 200 meter di Olimpiade. Ia mencatatkan waktu 22,56 detik, tapi gagal melaju ke final.
Meski begitu, Riley berhasil menjadi bahan pembicaraan setelah wawancara dengan Channel 7. Melansir Yahoo! Sport, atlet 21 tahun ini mengungkap bahwa dirinya tidak punya sponsor.
Demi mengumpulkan biaya untuk berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020, Riley harus bekerja di supermarket Woolworths di Beaudesert, Queensland.
Woolworths sendiri adalah salah satu supermarket besar di Australia yang memiliki banyak cabang. Kini, tak sedikit warganet yang berharap Woolworths bisa menjadi sponsor Riley.
Menanggapi komentar tersebut, Woolworths pun mengungkap jika mereka telah berusaha mendukung Riley Day dalam karirnya sebagai atlet.
"Kami sangat bangga dengan Riley Day dan performanya di Tokyo. Riley selalu menjadi anggota tim yang berharga di cabang kami di Beaudesert selama bertahun-tahun, dan benar-benar merepresentrasikan Fresh Food People."
"Kami sudah mengimplementasikan beberapa hal (termasuk dukungan finansial selama dia di Tokyo dan menunjukkan kerja sama kami dengan Tim Olimpiade Australia) untuk membantu Riley sukses di dalam dan di luar pertandingan," tambah Woolsworth.
Tak hanya itu, pihak Woolsworth juga mengungkap kisah Riley Day selama dirinya bekerja di supermarket.
Baca Juga: Cerita Qomarul Lailah, Guru SD yang Jadi Wasit Bulu Tangkis di Olimpiade Tokyo
Menurut Woolsworth, Riley sering membantu seorang konsumen berumur 90 tahun untuk belanja setiap minggu. Atlet 21 tahun ini juga dikenal sebagai pekerja keras.
"Selama 18 bulan, dia membantu warga lokal berumur 90 tahun bernama John, yang punya gangguan penglihatan, untuk belanja mingguan. Dia bahkan menghafal daftar belanjaannya dan meneleponnya setiap Minggu jika dia tidak datang berbelanja."
Sementara, saat tidak bekerja, Riley Day akan menghabiskan waktunya untuk berlatih lari sprint paling tidak 3 jam per hari selama 6 hari seminggu.
Tak hanya itu, juru bicara supermarket Woolsworth menjelaskan bahwa mereka berusaha memberikan jadwal kerja fleksibel untuk Riley Day.
"Woolworths menawarkan fleksibilitas dengan jadwal kerja Riley untuk memastikan dia punya waktu dan tenaga untuk berlatih demi kompetisi atletik internasional."
"Woolworths juga terus membayar rata-rata gaji mingguannya selama dia pergi merepresentasikan negara di Olimpiade," tambah pihak Woolsworth.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow