Suara.com - Masih banyaknya wilayah Indonesia kekurangan air bersih mengharuskan berbagai pihak memutar otak, untuk memukan cara agar akses air bersih bisa merata.
Salah satunya dengan teknologi embung tadah hujan. Embung tadah hujan adalah wadah menyimpan air saat musim hujan, untuk nanti digunakan saat musim kemarau.
Teknologi simpanan air ini bisa dimanfaatkan masyarakat di wilayah tandus saat musim kemarau, seperti di bibir pantai untuk kebutuhan pertanian maupun kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, seperti mencuci baju, masak, hingga mandi.
Kabar baiknya, salah satu embung tadah hujan dengan lapisan geomembran berhasil dibangun di kawasan Pantai Grigak, Gunungkidul, Yogyakarta.
Embung Gragak ini memiliki luas satu hektar, dan mulai dibangun sejak Maret 2020 dan diresmikan pada Mei 2021, hasil inisiasi produsen minuman Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) dengan Yayasan Obor Tani (YOT).
Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, Pratomo melalui teknologi embung tadah hujan masyarakat, khususnya para petani tidak perlu lagi menunggu musim hujan untuk menggarap lahan pertanian mereka.
Sehingga petani tetap memiliki mata pencaharian selama musim kemarau dan bisa menggarap sawah dan lahan perkebunan tanpa hambatan. Sehingga perekonomian masyarakat tetap berjalan terus menerus.
"Meskipun lapisan tanah bagian atasnya terlihat sangat kering, secara geografis Pantai Grigak sebenarnya mempunyai tanah yang subur dan kaya akan mineral esensial yang diperlukan oleh tanaman."
"Dengan tanah karst atau tanah kapur yang memiliki tingkat keasaman (pH di atas 6), lahan di wilayah ini sangat bagus dimanfaatkan untuk tanaman," tutur Pratomo dalam konferensi pers, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: Puluhan Ton Ikat Mati, Petani Karamba Waduk Kedung Ombo Tak Bisa Berbuat Banyak
Selain itu, berdasarkan hasil tes tanah, ditemukan bahwa tanah di kawasan Pantai Grigak cocok dimanfaatkan untuk penanaman tiga jenis tanaman buah, yaitu alpukat, kelengkeng dan mangga. Namun komoditas ini baru bisa berhasil tumbuh jika tersedia cukup air.
Tidak hanya itu, tokoh pendamping masyarakat setempat Romo Wiryono Priyotamtama mengatakan Embung Grigak juga bisa dimanfaatkan untuk peternak melakukan budidaya ikan. Bahkan kata dia, embung tadah hujan juga bisa menarik para wisatawan.
"Ketiga sumber pendapatan potensial ini dipercayakan pengelolaannya kepada perkumpulan Eco-Camp Mangun Karsa milik masyarakat yang kebanyakan petani," tutur Romo Wiryono.
Adapun Embung Grigak terletak 30 hingga 40 meter dari bibir laut dan menghadap ke arah pantai, yang tempat penampungan airnya bisa mencapai 3 meter, dan mampu mengairi 20 hektar sawah serta 5.000 tanaman buah-buahan di 30 hektar lahan perkebunan.
Hadirnya embung tadah hujan Grigak ini mampu memberikan keuntungan bagi sekitar 150 petani yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Inovasi Kafe Ini Tawarkan Pengalaman Ngopi Premium Ala Gen Z
-
5 Parfum Aroma Teh yang Bikin Hati Adem: Serasa Meditasi Seharian
-
Apa Perbedaan Doa Iftitah Shalat Fardu dan Shalat Sunah? Ini Jawabannya
-
7 Cara Agar Rumah Bebas Nyamuk: Tips Praktis yang Ampuh dan Alami
-
6 Cara Agar Rumah Bebas Tikus: Tips Ampuh dan Mudah Dilakukan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik untuk Kulit Kusam, Harga Terjangkau dari Rp19 Ribuan
-
Jejak Kontroversi Abdul Kadir Karding: Viral Main Domino, Kini Kena Reshuffle
-
Latar Belakang Pendidikan Purbaya Yudhi Sadewa: Bergelar Doktor Ilmu Ekonomi, Gantikan Sri Mulyani
-
Deretan Bisnis Ashanty, Kini Toko Kue Lu'miere Bangkit Lagi
-
Gurita Bisnis Narji Cagur dan Istri, Hidup Makmur Jadi Juragan Sawah