Suara.com - Seiring dengan berkembangnya zaman, berwirausaha kini tidak hanya diminati oleh mereka yang sudah mapan. Dengan modal minim pun, seorang milenial dapat memulai bisnis sendiri.
Bagi kamu yang ingin memulai bisnis dengan modal kecil, CEO dan Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin berbagi tips untuk membangun bisnis dengan modal Rp 1 juta. Bagaimana caranya?
Yuk, intip tips memulai bisnis dengan modal Rp 1 juta ala Raymond Chin berikut ini, dikutip dari siaran pers yang diterima Suara.com.
1. Tentukan Ide Bisnis
Untuk memulai bisnis dengan modal tipis, Raymond menyarankan untuk tidak terpaku pada toko fisik.
"Kalau modal kita tidak banyak, kita tidak mungkin membuka restoran atau kantor. Pastikan produk dijual secara digital dan kita juga tidak harus punya stok barang," papar Raymond dalam kanal YouTube miliknya.
"Biasanya ide bisnis keluar dari hal sehari-hari. Idenya bisa besar, misalnya membuka restoran. Tapi dalam praktiknya, kita masak di dapur sendiri dan menjualnya secara online," imbuhnya.
Terkait pemilihan ide bisnis, ia menganjurkan untuk melihat peluang dari kegiatan sehari-hari. Sebagai contoh, berjualan basreng (bakso goreng).
2. Lakukan Riset
Karena modalnya kecil, riset pasar dan riset kompetitor wajib dilakukan agar pebisnis bisa menentukan jenis produk dan strategi pemasarannya.
"Riset pasar misalnya basreng, lihat di sekitar apakah banyak orang yang mencari basreng. Lalu lihat di aplikasi pesan antar makanan, apakah banyak yang menjual basreng atau tidak," sambung investor muda tersebut.
Baca Juga: Alasan Pentingnya Kemampuan Inovatif Bagi Seorang Wirausaha
Sedangkan untuk tahap riset kompetitor, Raymond berpijak pada sebuah prinsip.
"Cari tahu produk kompetitor, mulai dari produk, harga, dan layanannya. Prinsipnya ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) produknya," kata Raymond.
3. Stok Produk
Dari 100 persen modal, porsi untuk produk dipakai sebanyak 40 persen. Untuk studi kasus jualan basreng misalnya, berarti modal yang dialokasikan sebesar Rp 400 ribu.
Raymond mengingatkan, usahakan untuk tidak membuat stok produk banyak karena produk yang dijual belum tentu laris manis.
"Karena modal kecil, harus perhatikan cashflow, jadi lebih baik buat sistem pre order atau per batch. Modal kecil jangan berharap stok besar. Make sure juga mendapatkan keuntungan yang sehat," lanjut Raymond.
4. Marketing
Untuk budget marketing, Raymond juga mengalokasikan 40 persen dari modal. Namun untuk pemasaran, jangan berfokus pada promosi, melainkan dengan melengkapi faktor-faktor yang nantinya akan melekat dengan produk yang dipasarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Semesta Lagi Romantis, Ini 6 Shio dengan Asmara Paling Bersinar pada 21 November 2025
-
Terpopuler: Breaking News Pelatih Timnas Indonesia hingga Jokowi Melemah
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan