Suara.com - Suntik filler telah menjadi terapi yang umum dilakukan banyak orang untuk memperbaiki maupun mempertahankan penampilan. Terapi filler tersebut bekerja dengan mengisi kulit atau jaringan lunak yang kurang proporsional, cekung, atau kurang seimbang.
Tujuannya bisa sebagai terapi peremajaan kulit, memperbaiki kontur kulit yang kurang estetis, mengembalikan kontrol kulit akibat penuaan, memperbaiki tampilan jaringan parut, dan mengembalikan kelembapan kulit.
Seperti terapi medis pada umumnya, suntik filler juga bisa menimbulkan efek samping. Tapi perlu diketahui bahwa ada efek samping yang wajar, ada pula yang tidak wajar.
Efek samping tidak wajar bisa saja disebabkan karena terjadi kesalahan medis saat terapi dilakukan atau pun penolakan dari tubuh sendiri.
Dikutip dari artikel Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut efek samping dari filler.
1. Efek Samping Wajar Tindakan Filler
Efek samping muncul dengan segera dan akan hilang dalam waktu cepat dengan sendirinya. Ada pun efek samping yangbterjadi berupa, nyeri, terasa mengganjal, sedikit bengkak, dan memar tergantung dari lokasi injeksi
2. Efek Samping Tidak Wajar
Efek samping yang tidak boleh terjadi atau tidak wajar harus segera ditangani oleh dokter. Adapun kondisi yang tidak wajar setelah filler, seperti:
- Infeksi, bernanah, bengkak, dan berbau
- Reaksi alergi atau kerusakan jaringan
- Muncul ruam kemerahan yang menetap lama
- Tekstur kulit tidak rata atau menonjol berlebihan pada area yang diinjeksi
Untuk menghindari efek samping yang tidak wajar sebaiknya diskusi dengan dokter yang akan menangani sebelum tindakan suntik filler dikerjakan. Selain itu, penting untuk memastikan dokter yang mengerjakan berkompeten sebagai spesialis kulit dan kelamin.
Pasien juga berhak bertanya mengenai bahan filler yang akan digunakan. Setelahnya, pastikan filler dikerjakan di tempat yang memadai. Misalnya klinik atau rumah sakit dengan ruangan dan alat steril.
Baca Juga: Waspada, Ini 4 Efek Samping Jus Lidah Buaya Jika Dikonsumsi Berlebihan
Juga beritahu dokter jenis obat rutin yang biasa dikonsumsi untuk menghindari efek samping seperti pendarahan atau memar setelah suntik.
Terakhir, sebaiknya beritahu dokter jenis tindakan medis estetika yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya riwayat laser, suntik filler, atau suntik toksin botulinum pada area yang akan disuntik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
Terkini
-
5 Body Serum untuk Hijabers, Kulit Cerah Bebas Belang dan Wangi Seharian
-
Kisah Unik Sate Lisidu Surabaya dari Garasi Rumah hingga Menembus Istana Kepresidenan
-
Cushion vs Powder Foundation, Mana yang Lebih Bagus dan Tahan Lama untuk Wajah?
-
Gold Standard, Predikat Bergengsi yang Jadi Tolak Ukur Sehatnya Perusahaan
-
Mal Ini Berubah Jadi Bikini Bottom, Bisa Bertemu Spongebob dan Patrick di Momen Liburan Akhir Tahun
-
Dany Amrul Ichdan Ajak Civitas Akademika Wujudkan Indonesia Naik Kelas Sebagai Gerakan Moral Bangsa
-
Liburan Akhir Tahun di Jakarta? Kejutan Seru Ini Bikin Kita Lupa Harus Keluar Kota!
-
7 Rekomendasi Sepatu Futsal Cewek Terbaik, Kualitas Juara Bikin Anti Cedera
-
45 Ucapan Selamat Natal untuk Teman dan Sahabat, Hangat dan Menyentuh Hati
-
Perempuan Usai Career Break: Ingin Kembali Bekerja, Tapi Peluangnya Masih Terbatas