Suara.com - Banyak perusahaan di industri kreatif menekankan istilah multitasking atau kemampuan mampu melakukan dua atau lebih pekerjaan sekaligus. Faktanya fenomena ini perlu dihentikan karena merupakan tindakan eksploitasi.
Menurut Koordinator Divisi Gender Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif Untuk Demokrasi (SINDIKASI), Selira Dian bahwa multitasking sesungguhnya dalih untuk menghemat anggaran membayar dua orang karyawan.
"Jadi seharusnya itu bisa nge-hire dua orang, tiga orang kan mereka jadi lebih hemat kalau satu orang bisa paket komplit kan," ujar Selira dalam acara Pelatihan Kesetaraan Gender dan Keamanan Kerja Jurnalis, Sabtu (20/8/2022).
Apalagi kata Selira, kini banyak seorang pekerja yang ditugaskan untuk multiplatform, banyak situs, maupun banyak job desk bersamaan. Padahal idealnya seorang pekerja harus ditugaskan untuk satu job desk.
"Sekarang jurnalis olahraga bisa nulis politik, hukum dan lain lainnya jadi semuanya itu. Alih-alih kita kan sekarang-sekarang multiplatform jurnalis," sambung Selira.
Apalagi sekarang pekerja kreatif dituntut harus bisa menulis naskah, mengedit, merekam video, mengambil foto, editing video dan sebagainya.
"Seni pertunjukan juga seperti itu, kayak menulis juga, menyutradarai juga, terus bersih-bersih juga, jadi seksi konsumsi dan lain lain. Karena memang dunia kreatif itu lebih parah lagi sih karena nggak ada pembagian yang jelas," jelasnya.
Hasilnya menurut Selira, karena terus menerus dituntut multitasking maka tak jarang pekerja rentan mengalami burnout atau kelelahan kronis.
Burnout adalah kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya. Burnout ditandai dengan tiga hal, pertama kelelahan fisik.
Baca Juga: Dicari Lulusan SMA hingga Sarjana, 3 Perusahaan di Bontang Buka Loker
"Jadi udah burnout, overwhelm, overload kerjaan akhirnya burnout dan kalau mau konsultasi ke psikolog kan nggak ditanggung, gitu loh. Jadi efeknya itu mereka maunya enaknya doang kita multitasking, kita multiskill. Tapi kita sakit mereka nggak mau tanggung jawab," tutup Selira.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
6 Sabun Cuci Muka untuk Mengatasi Flek Hitam Usia 40-an, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lokal Harga Rp200 Ribuan: Nyaman, Nggak Bikin Pegal saat Berdiri di KRL
-
Terpopuler: Raisa dan Hamish Sepakat Cerai, Warganet Debat Makan Pakai Tangan
-
Tak Cuma Produk Skincare, 5 Bahan Alami Ini Juga Ampuh Hilangkan Flek Hitam di Wajah
-
5 Artis dengan Pernikahan Tersingkat, Ada yang Cuma Bertahan 2 Hari
-
Rangkaian Produk Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Mengandung Alpha Arbutin dan Niacinamide
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi