Suara.com - Kajian ilmiah yang komprehensif terhadap produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, sangat dibutuhkan untuk menjadi sumber informasi yang valid. Sebab, informasi yang keliru mengenai produk ini semakin berkembang pesat di masyarakat.
Anggota tim pengkaji Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Rahmana Emran Kartasasmita, menjelaskan peneltitian mengenai produk tembakau alternatif khususnya di Indonesia masih minim.
Padahal, berdasarkan kajian literatur ilmiah yang dilakukan SF-ITB yang berjudul “Perbandingan Profil Risiko Kesehatan Produk Tembakau yang Dipanaskan Versus Rokok Kretek Indonesia” produk tembakau yang dipanaskan secara komparatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Atas temuan tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut secara ekperimental oleh pihak-pihak terkait.
“Saya mengajak seluruh kalangan, mulai dari akademisi hingga peneliti lainnya, untuk melakukan penelitian ini dan melakukan kajian lebih lanjut dari hasil temuan kami. Hasil kajian tersebut dapat dijadikan awalan untuk memperkaya teks akademik bagi pengambil kebijakan, peneliti lain, serta untuk pemahaman masyarakat umum,” katanya, dalam keterangannya, Jumat (11/11/2022).
Pada kesempatan berbeda, dalam diskusi panel bertemakan “THR Challenges & Prospect: From Scientific Evidence to People’s Needs Satisfaction”, di 5th Scientific Summit yang diselenggarakan di Athena, Yunani, September lalu, Tom Gleeson dari European Tobacco Harm Reduction Advocates, mengungkapkan kajian ilmiah memiliki peran penting dalam membandingkan profil risiko yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif dengan rokok. Menurut dia, saat ini, kajian ilmiah yang mengkomparasikan kedua produk tersebut masih sangat minim.
“Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana cara menghasilkan data yang memadai dan akurat dalam memberikan informasi yang valid kepada konsumen, dokter, regulator, serta politisi tentang produk tembakau alternatif dan profil risikonya,” ujar Tom.
Dengan mendapatkan informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif, maka pembuat kebijakan diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang komprehensif terhadap produk tersebut.
“Mereka harus terus-menerus diinformasikan tentang perkembangan serta inovasi teknologi di industri hasil tembakau untuk membuat keputusan yang paling tepat bagi langkah-langkah legislatif serta rekomendasi kebijakan,” katanya.
Baca Juga: Bea Cukai Sumatera Utara Gagalkan Peredaran Miliaran Batang Rokok Ilegal dan Ratusan Pakaian Bekas
Direktur Eksekutif International Network of Nicotine Consumer Organizations (INNCO), Charles Gardner menambahkan, berbagai pihak perlu mendorong lebih banyak lagi riset yang berfokus terhadap perbandingan profil risiko antara produk tembakau alternatif dengan rokok.
Charles melanjutkan hasil riset tersebut dapat digunakan untuk meyakinkan perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang secara ilmiah sudah terbukti memiliki profil risiko produk yang jauh lebih rendah dari rokok. Menurutnya, hal ini sangat penting.
“Jika perokok dewasa tidak diberikan pilihan untuk beralih ke produk tembakau alternatif, maka ini adalah sebuah kelalaian,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Apa Hubungan Rokok Elektrik di Podcast Deddy Sama Agung Karmalogy, Sampai Jadi Hujatan Publik?
-
Ketua AVI: Masyarakat Menganggap Vape Berbahaya seperti Rokok, Padahal Faktaya Tidak
-
Marah Tak Diberi Uang untuk Beli Rokok, Pria di Pontianak Timur Tusuk Mantan Istri
-
Cukai Naik, Konsumen Bakal Beralih Konsumsi Rokok Murah
-
Harga Rokok di Minimarket Hingga Kaki Lima di Bogor Naik, Berikut Daftarnya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Profil Adwin Haryo Indrawan, Anak Sri Mulyani Resmi Jadi Dokter Spesialis
-
Resep Pajeon Makanan Korea, Ramai Di-recook setelah Drama Bon Appetit Your Majesty
-
Cancer Tidak Cocok dengan Zodiak Apa? Ini 6 Zodiak yang Sebaiknya Dihindari
-
Siapa D4vd? Musisi yang Disorot usai Penemuan Jenazah Remaja di Tesla Miliknya
-
Prompt Gemini AI Terbaik untuk Edit Foto Liburan di Nusa Penida Bali
-
Bilqis Anak Ayu Ting Ting Sekarang Umur Berapa? Jawaban soal Ayah Bikin Ibunya Salut
-
5 Moisturizer Jepang Terbaik: Kulit Cerah, Sehat, dan Terhidrasi Sempurna
-
Ilustrasi Indonesia Bicara di Panggung Dunia Lewat JICAF 2025
-
AI Search di Indonesia: Cara Cari Info Jadi Lebih Cepat dan Relevan
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Dapat Gaji 13 dan THR? Begini Aturan Resminya