Efek samping KB IUD berupa nyeri dan kram perut kerap terjadi selama pemasangan maupun setelahnya. Kram yang dirasakan dapat bersifat ringan hingga berat.
Intensitas kram akan berkurang secara bertahap, tetapi dapat juga bertahan hingga beberapa minggu. Efek samping KB IUD ini biasanya akan benar-benar hilang dalam waktu 3–6 bulan setelah pemasangan IUD.
2. Pusing
Pusing atau sakit kepala umumnya dialami oleh wanita yang menggunakan IUD hormonal. Hal ini diduga terjadi karena hormon progestin dalam IUD hormonal dapat memengaruhi zat kimia di otak, sehingga memicu sakit kepala.
3. Menstruasi tidak teratur
Perubahan siklus menstruasi menjadi efek samping KB IUD yang banyak terjadi. IUD hormonal biasanya membuat menstruasi menjadi lebih ringan dan pendek. Bahkan, IUD hormonal dapat membuat penggunanya tidak mengalami mestruasi sama sekali.
Di sisi lain, IUD berlapis tembaga dapat membuat menstruasi menjadi lebih berat. Beberapa wanita juga mungkin mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi. Siklus haid umumnya akan kembali normal dalam waktu 6 bulan.
4. Kista ovarium
Kemunculan kista ovarium dapat terjadi pada tahun pertama setelah pemasangan IUD. Sebagian besar efek samping KB IUD ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala apa pun.
Baca Juga: Titi DJ Dikabarkan Operasi Antiaging, Kenali Efek Samping dan Risikonya
Namun, sebagian wanita mungkin mengalami keluhan seperti kembung atau nyeri di perut bagian bawah. Kista biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 bulan, meski ada juga yang menyebabkan nyeri hebat hingga membutuhkan pembedahan.
5. Infeksi
Ini juga termasuk salah satu risiko dari pemasangan KB IUD. Infeksi bakteri bisa terjadi ketika IUD dipasang ke dalam rahim.
Risiko terjadinya infeksi ini akan lebih tinggi jika pemasangan IUD dilakukan dengan tidak steril. Namun, jika dilakukan dengan benar, risiko terjadinya infeksi tergolong kecil.
Pada kasus tertentu, efek samping KB IUD ini bisa menimbulkan kondisi radang panggul. Penyakit ini bisa menyebabkan wanita mengalami gejala berupa nyeri perut, nyeri saat berhubungan seks, keluar lendir berbau dari vagina, perdarahan hebat, dan demam.
6. IUD berpindah tempat atau keluar
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
-
OMG Creator Fest 2025, Ruang Kreatif Baru untuk Mendorong Perempuan Muda Berkarya dan Berkarier
-
Wangi Nusantara, Ini 7 Merek Parfum Indonesia yang sedang Naik Daun!
-
10 Rekomendasi Bedak untuk Ibu Rumah Tangga yang Mencerahkan dan Anti Menor
-
10 Ide Buket Hari Guru yang Murah tapi Tetap Cantik dan Berkesan
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream untuk Mencerahkan Kulit Instan, Mulai Rp20 Ribuan
-
KUIS Uji Nyali: Tebak Nama Gunung-Gunung Megah Ini