Suara.com - Setiap orang memiliki love language alias bahasa cintanya masing-masing. Biasanya love language ini menjadi cara agar seseorang bisa membuat pasangannya bahagia.
Meski demikian, terkadang pasangan memiliki love language yang berbeda. Hal ini membuat pasangan kerap memperlakukan kekasihnya dengan cara yang salah. Kondisi ini disebut sebagai opposite attracting.
Berdasarkan penjelasan Psikolog Klinis, Irma Gustiana S. Psi, M. Psi, Psikolog., CPC, opposite attracting membutuhkan perjuangan agar pasangan bisa mengerti satu sama lain. Berikut terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pasangan agar hubungan opposite attracting bisa tetap bekerja dengan baik.
1. Kenali love language pasangan
Untuk mengatasi opposite attracting, seseorang harus bisa mengetahui love language pasangannya. Dengan mengetahui love language pasangan, ini akan membantu untuk memperlakukannya dengan baik. Hal tersebut juga membantu agar diri sendiri tidak egois dan memahami pasangan lebih baik lagi.
"Harus pelajari, dan jangan egois gitu. Jauhkan egois kenali pasangan," ucap Irma dalam acara Media Workshop Sambut Hari Kasih Sayang 2023 Bersama Tokopedia, Senin (13/2/2023).
2. Kenali love language yang dibutuhkan
Pasangan harus bisa mengetahui love language dirinya sendiri. Pasangan dapat mengomunikasikan apa yang ia butuhkan kepada pasangannya. Dengan begitu, hubungan dapat berkembang dan saling melengkapi satu sama lain.
"Kalau kita mengetahui orang yg belum paham, gak perlu edukasi, jadi berikan aja. Jadi bagaimana komunikasi yg kita butuhkan dan inginkan," ucap Irma.
Baca Juga: Tata Cara Mandi Junub yang Benar Menurut Ustadz Abdul Somad: Ikuti 7 Langkah Ini!
3. Hargai perbedaan
Meski memiliki love language yang berbeda, keduanya harus bisa menghargai perbedaan satu sama lain. Pasangan bisa saling melengkapi kebutuhan satu sama lain.
4. Komunikasi
Cara lain untuk mengatasi opposite attracting yaitu komunikasi. Irma menjelaskan, komunikasi menjadi faktor penting untuk mencegah adanya masalah satu sama lain. Jika ada masalah, hindari salah paham dan cari solusi terbaik.
"Sangat mungkin konflik, jadi kalau tidak paham jadi bisa enggak sefrekuensi. Kalau enggak dikomunikasikan bisa jadi renggang dan retak gitu. Makannya komunikasi," ucap Irma.
5. Konsisten dan pahami pasangan
Irma mengatakan, pasangan harus bisa konsisten. Coba pahami apa yang benar-benar pasangan inginkan. Komunikasikan dengan baik untuk yang dibutuhkan. Hal tersebut akan menjaga hubungan menjadi lebih baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Berapa Gaji Tasya Farasya yang Diduga Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
-
Profil Sushila Karki: Perdana Menteri Nepal Baru yang Dipilih Rakyat Lewat Aplikasi Discord
-
Sejarah Siskamling, Mendagri Siap Aktifkan Lagi di Tingkat RT/RW
-
Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Menikah Tahun Berapa? Rumah Tangga Diisukan Retak
-
Benarkah Makan Udang Beku dari Indonesia Bisa Jadi Alien seperti Kata John Kennedy?
-
Remaja hingga Dewasa: Langkah Nyata Menciptakan Hidup Sehat dan Produktif
-
Silsilah Ahmad Assegaf, Dikabarkan Digugat Cerai Tasya Farasya
-
Suami Tasya Farasya Kerja Apa? Heboh Isu Cerai
-
5 Fakta Primus Yustisio Bongkar Borok LPDP: Beasiswa Hanya untuk Kalangan Tertentu?
-
Berapa Gaji PPPK Lulusan S1, Beneran Beda dengan Lulusan D3?