Suara.com - Seseorang yang sering tergiur dengan tren baru kerap disebut juga FOMO alias fear of missing out. Istilah itu mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan lebih baik, atau mengalami hal-hal yang menyenangkan dari pada dirinya sendiri.
Perasaan itu kemudian menimbulkan rasa iri yang mendalam hingga memengaruhi harga diri.
Fenomena tersebut menjadi semakin umum, terutama sejak merebaknya penggunaan media sosial.
Tetapi, sebelum media sosial semakin besar seperti sekarang, fenomeno FOMO sebenarnya sudah ada. Dikutip dari Very Well Mind, manusia sejak dulu pasti pernah melewatkan waktu yang baik dalam hidupnya.
Meskipun mungkin fenomena FOMO telah ada selama berabad-abad lalu, tetapi baru dipelajari selama beberapa dekade terakhir, dimulai dengan makalah penelitian tahun 1996 oleh ahli strategi pemasaran, Dr. Dan Herman, yang menciptakan istilah "fear of missing out" atau takut ketinggalan.
Namun, sejak munculnya media sosial, FOMO menjadi lebih jelas dan lebih sering dipelajari. Media sosial telah mempercepat fenomena FOMO dalam beberapa cara. Bahkan sampai membuat seseorang bisa dengan mudah membandingkan kehidupan dirinya dengan sorotan kehidupan orang lain.
Media sosial menjadi platform untuk menyombongkan diri, di situlah hal-hal, peristiwa, dan bahkan kebahagiaan itu sendiri kadang-kadang justru dijadikan saingan.
Orang-orang dari segala usia dapat mengalami FOMO, beberapa penelitian telah membuktikan itu. Satu studi dalam jurnal Penelitian Psikiatri menemukan bahwa rasa takut ketinggalan terkait dengan penggunaan ponsel pintar dan media sosial yang lebih besar. Kedua hal itu ternyata tidak ada kaitan apa pun dengan usia atau jenis kelamin.
Meskipun beberapa faktor kemungkinan berperan, penelitian tersebut juga menemukan bahwa penggunaan media sosial dan penggunaan ponsel pintar yang "bermasalah" dikaitkan dengan pengalaman FOMO yang lebih besar.
Baca Juga: Hindari FOMO, Terapkan JOMO dengan 4 Tips Berikut Ini
Penggunaan ponsel terkait dengan ketakutan akan penilaian negatif dan bahkan positif oleh orang lain serta terkait dengan efek negatif pada suasana hati.
Remaja dan orang muda mungkin sangat rentan terhadap efek FOMO. Melihat teman dan orang lain memposting di media sosial dapat menyebabkan perbandingan dan ketakutan yang kuat akan kehilangan hal-hal yang dialami rekan mereka.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Bikin Pabrik Nike Adidas Pindah, Beda Upah Buruh di Jateng Jauh Lebih Rendah Ketimbang Tangerang?
-
7 Rekomendasi Facewash Laki-Laki untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat, Mulai Rp25 Ribuan
-
Berapa Gaji Buruh Pabrik Sepatu Nike Adidas di Tangerang? Perusahaan Pindah ke Kota yang Lebih Murah
-
Resep Membuat Basreng Tanpa Asam Benzoat di Rumah, Tetap Renyah dan Tahan Lama
-
Rezeki Lancar! 3 Zodiak Ini Diprediksi Panen Cuan Sepanjang November 2025
-
5 Fakta Menarik Hana Malasan, Aktris yang Dilamar Pembalap Sean Gelael
-
Ramalan Zodiak Leo dkk 1 November 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, dan Keuangan
-
5 Pilihan Chemical Sunscreen untuk Atasi Flek Hitam di Usia 40-an, Mulai Rp40 Ribuan!
-
5 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Two Tone dengan Tingkat Coverage Tinggi, Mulai Rp60 Ribuan
-
Apakah Sunscreen Wardah Wudhu Friendly? Ini Rekomendasi yang Bisa Kamu Coba