Suara.com - Heboh Millen Cyrus pamer baby bump dan ngaku hamil 17 minggu, menimbulkan pertanyaan bisakah transgender menghasilkan ASI atau air susu ibu?
Potret kehamilan model berusia 23 tahun dibagikan dalam unggahan terbarunya saat berpose dengan Lionel Lee, yang juga memegang perut kekasihnya.
"Finally!!!! 17 weeks," tulis @millencyrus, Kamis (25/5/2023).
Melansir La Leche League Interinational, orangtua transgender bisa menghasilkan ASI jika menjalani terapi induksi laktasi, yaitu dengan cara mengkombinasikan terapi homon, obat-obatan dan stimulasi puting untuk menginduksi laktasi pada lelaki.
Metode ini serupa dengan prosedur untuk ibu adopsi dan ibu non kehamilan yang disebut dengan Newman-Goldfarb.
Meski begitu hormon reproduksi lelaki yakni testosteron memang diakui bisa menganggu hormon menyusui yaitu prolaktin, yang hasilnya bisa menurunkan produksi ASI yang signifikan.
Inilah sebabnya orangtua transgender perlu mengonsumsi hormon spironolactone untuk menekan kadar testosteron, pada tubuh yang awalnya lahir sebagai lelaki.
Tapi testosteron tidak akan menganggu induksi laktasi di dada, dan hubungan keperawatan bayi dengan metode skin to skin.
Sementara itu mengutip New Scientist, pada 2018 pertama kalinya tercatat secara resmi sebagai transgender yang berhasil menyusui bayinya.
Baca Juga: Wajah Millen Cyrus Berubah Jadi Pria Macho saat Pakai AI Jadi Gunjingan: Filternya Terlalu Jujur
Transgender tersebut berusia 30 tahun, awalnya ia lahir sebagai lelaki lalu menjalani pengobatan eksperimen selama 3 setengah bulan terdiri dari terapi hormon, obat mual dan stumulasi payudara. Hasilnya transgender tersebut mampu memproduksi 227 gram ASI sehari.
"Banyak wanita transgender mencari pengalaman sebanyak mungkin dari wanita non transgender, jadi saya melihat ini akan sangat populer," ungkap Joshua Safer dari Boston Medical Center.
Jauh sebelum bisa mengeluarkan ASI, lebih dulu transgender menerima perawatan hormon feminisasi selama beberapa tahun, sebelum akhirnya memulai perawatan laktasi. Bahkan ia menjalani spironolakton yang bisa menghalangi efek testosteron, dan sejenis estrogen seperti progesteron.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
5 Rekomendasi Cushion yang Tidak Waterproof, Mudah Dibersihkan Saat Wudhu
-
5 Sepatu Lokal untuk Pekerja Lapangan, Kualitas Bagus Harga Bersahabat
-
5 Rekomendasi Lipstik Glossy yang Tahan Lama untuk Sembunyikan Bibir Pucat, Mulai Rp20 Ribuan
-
5 Bedak Padat yang Bagus untuk Remaja, Natural dan Ringan untuk Harian
-
Tren Minuman Kesehatan Meningkat, Brand Lokal Berhasil Menembus Penghargaan Internasional
-
7 Tanda Seseorang Punya IQ Tinggi, Sering Dilakukan tapi Jarang Disadari
-
7 Rekomendasi Serum Mengandung Tranexamic Acid untuk Mengurangi Flek Hitam
-
10 Kosmetik Wardah untuk Makeup Kondangan yang Simpel dan Flawless
-
5 Sepatu Running Lokal Selevel On Cloud untuk Lari di Perkotaan, Cushion Empuk Nyaman di Aspal
-
7 Powder Foundation yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Flawless Seharian