Suara.com - Menjelang Pemilu 2024 meski belum masuk masa kampanye ternyata dunia politik di Indonesia sudah diselimuti banyak polemik. Bahkan, polemik jelang Pilpres ini semakin menguat karena dibumbui drama-drama yang dibuat dari beberapa pihak.
Tak ayal jika publik di media sosial turut terbawa arus. Bahkan, tak sedikit penggiringan opini yang dilakukan oleh beberapa oknum.
Tentu saja hal itu melahirkan kicaun di media sosial yang dibalut dengan emosi yang sudah memanas. Kondisi seperti ini tentu sangat rentan dengan istilah polarisasi.
Lantas apa itu polarisasi dan dampaknya? Berikut ulasannya.
Apa Itu Polarisasi Politik?
Polarisasi politik memang sudah tak asing lagi terdengar di telinga. Dalam KBBI polarisasi merupakan pembagian atas dua bagian atau lebih pihak yang berlawanan.
Dalam buku yang berjudul 'Dasar-Dasar Ilmu Politik' Miriam Budiardjo menjelaskan kalau polarisasi politik merupakan istilah yang merujuk pada pandangan masyarakat terhadap politik yang mereka punya. Polarisasi ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dan keyakinan terhadap isu politik tertentu.
Selain itu, Faris Budiman Annas dalam artikel opininya membahas bahwa polarisasi terjadi ketika masyarakat terpecah dalam dua kubu yang berlawanan. Entah itu dalam kebepihakan, ideologi, kepercayaan, atau kebijakan.
Polarisasi akan mudah terjadi saat masyarakat dihadapakan pada sebuah isu seperti perbedaan prinsip dengan kelompok lain. Yang mana kelompok yang satu cenderung menganggap pandangan kelompok lain itu salah.
Baca Juga: Istilah 'Pesta Demokrasi' yang Dipopulerkan Soeharto, Dianggap Aneh?
Dampak Polarisasi Politik
Tentu saja polarisasi politik ini membawa dampak buruk karena terbelahnya masyarakat menjadi dua bagian yang besar. Berikut dampaknya.
1. Merusak Institusi Demokrasi
Dampak buruk pertama adalah rusaknya institusi demokrasi dengan menghambatnya proses pembuatan kebijakan dan memperkuat posisi pihak yang terlibat dalam polarisasi. Hal itu berpotensi timbulnya tindakan otoriter dan munculnya keputusan yang merugikan masyarakat.
2. Pelecehan Pada Institusi Kepresidenan
Polarisasi bisa menggagalkan institusi kepresidenan untuk mewakili kepentingan masyarakat secara luas dan lebih mementingkan agenda pribadi. Hal itu terjadi karena terdorongnya kandidat ekstrem dan memperkuat peran partai politik dalam pemilihan presiden.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Sepatu Carbon Plate dan Nylon Plate Apa Bedanya? Ini 8 Rekomendasi Terbaik untuk Lari
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri