Suara.com - Aplikasi Sirekap belakangan menjadi perbincangan hangat usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) membeberkan permasalahan data Pilpres 2024 yang masuk ke website KPU. Pada Senin pagi (19/2/2024), ditemukan sebanyak 1.223 data yang bermasalah. Lantas siapa pembuat Sirekap?
Diketahui, Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap) adalah aplikasi yang memiliki fungsi sebagai sarana publikasi dari hasil penghitungan suara serta alat bantu rekapitulasi hasil suara dalam Pemilu 2024. Namun, aplikasi ini disebut membuat Pemilu 2024 menjadi kacau.
Bagaimana tidak, sejumlah data yang dimasukkn ke dalam aplikasi ini megalami kesalahan. Bahkan, beberapa foto tidak terbaca meskipun diunggah dengan kualitas yang baik.
Siap Pembuat Sirekap?
Melansir dari berbagai sumber, aplikasi Sirekap dikembangkan pertama kali di tahun 2020 oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian di tahun 2021, KPU membuat sebuah nota kesepahaman dengan ITB terkait perkembangan aplikasi Sirekap. Kala itu, proyek pengembangan teknologi Sirekap sendiri menghabiskan dana hingga sebesar Rp 3,5 miliar.
Proyek senilai miliaran rupiah itu dikomandoi oleh Wakil Rektor ITB, yaitu Gusti Ayu Putri Saptawati. Proyek besar yang dijalankan itu tak diketahui secara pasti oleh banyak civitas akademika ITB. Hal ini diketahui usai seorang dosen ITB mengungkapkannya.
Ia menceritakan bahwa tak banyak orang yang tahu proyek pengembangan aplikasi Sirekap tersebut. Melalui proyek itu, Gusti Ayu juga tidak menyertakan ahli kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal dengan artificial intelligence (AI).
Sebelum itu Gusti Ayu dan tim ITB juga telah terlibat dalam pembuatan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) pada Pemilu 2019 yang ditujukn untuk KPU. Kala itu, Tim Situng ITB memiliki jumlah anggot 27 orang dosen dari program studi Teknik Informatika.
Mengutip dari laman resmi ITB, Gusti Ayu adalah seorang dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Ia terkenal akan keahlian di bidang Rekayasa Perangkat Lunak serta Pengetahuan. Sekarang ini, ia tengah menjabat sebagai Wakil Rektor ITB pada periode 2020-2025.
Baca Juga: Siap-siap MK Sambut 'Hujan' Perkara Gugatan Pemilu 2024
Untuk masalah pendidikan, Gusti sukses menamatkan S1 di ITB dan lulus pada tahun 1989. Empat tahun berlalu, ia kemudian lulus S2 dari The University of New South Wales, Australia. Bahkan, Gusti pun juga semoat mendapatkan gelar doktoral pada tahun 2008 di ITB.
Aplikasi Sirekap sendiri digunakan untuk menggantikan perangkat Situng. T
Adapun teknologi yang digunakan oleh Sirekap yaitu dengan mengubah karakter atau tanda kemudian menjadi angka. Sistem inilah hang kemudian memanfaatkan teknologi pengenalan karakter optik maupun optical character recognition serta pengenalan tanda optik atau optical marking recognition.
Komisioner KPU Idham Holik mengungkapkan jika kesalahan data Sirekap lantaran disebabkan oleh sistem yang salah baca angka numerik dari dokumen formulir Model C Hasil Pemilu 2024.
Itu tadi informasi tentang siapa pembuat Sirekap. Meskipun berfungsi sebagai rekapitulasi hasil pemungutan suara, namun aplikasi ini membuat Pemilu 2024 sedikit mengalami perubahan, ya.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
-
Miris! Padahal Satu Partai, Nasib Vicky Prasetyo dan Dede Sunandar Bak Langit dan Bumi
-
Timnas AMIN Tak Terima Pemilu 2024 Disebut Mendagri Tito Tak Diwarnai Kecurangan
-
Heboh Wakapolda Sumut Kumpulkan Camat dan Kades Usai Pemilu 2024, Ada Apa?
-
Apa Itu Hak Angket DPR? Diusulkan Ganjar untuk Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza