Suara.com - Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea, dan saksi ahli TPN Ganjar-Mahfud, Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis, terlibat dalam adu argumen yang panas terkait isu bansos, etika, dan data. Argumen Romo Magnis mengkritik keputusan Presiden Jokowi terkait bansos, menganggapnya sebagai tindakan yang tidak etis dan mirip dengan pencurian.
Menurutnya, presiden seharusnya menggunakan kekuasaannya untuk melayani seluruh masyarakat, bukan untuk kepentingan politik pribadi.
Hotman Paris, sebagai pembela tim Prabowo-Gibran, menegaskan bahwa bansos yang dibagikan oleh Presiden Jokowi didasarkan pada data yang sudah ada, seperti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Menurutnya, presiden hanya membagikan bansos secara simbolis sesuai dengan data yang sudah ada di kementerian, dan pembagian selanjutnya dilakukan oleh kementerian. Hotman juga menekankan bahwa Romo Magnis tidak memiliki informasi lengkap tentang praktik pembagian bansos, seperti Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Dalam menjawab pertanyaan Hotman Paris, Romo Magnis menjelaskan bahwa kritiknya tidak secara langsung ditujukan kepada Presiden Jokowi secara spesifik.
Sebagai ahli, ia hanya menyampaikan pandangannya secara umum tentang tindakan seorang presiden yang menggunakan bansos untuk kepentingan politiknya.
Situasi itu membuat banyak warganet penasaran dengan sosok Romo Magnis. DIrangkum dari berbagai sumber, berikut ini profil Romo Magnis lengkap.
Kontroversi antara Hotman Paris dan Romo Magnis yang dibagikan kembali oleh akun Instagram Pinter Politik menimbulkan reaksi yang beragam dari pengguna media sosial.
"Justru bang Hotman terjebak dalam filsafat etik Romo Magnis. Romo Magnis menjelaskan teori sementara Hotman berpikir bahwa Romo Magnis menuduh Jokowi," komentar warganet.
Baca Juga: Lagi! Hotman Paris Kena Tegur Hakim MK, Kali Ini Sebut Sirekap Tak Penting Dibahas
Franz Magnis-Suseno, yang juga dikenal dengan nama asli Franz Graf von Magnis, lahir pada tanggal 26 Mei 1936 di Eckersdorf, Sesilia, Distrik Glatz, Jerman Timur. Dia adalah anak sulung dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Grafin von Magnis, prinzesin zu Lowenstein, memiliki lima saudara perempuan dan satu adik laki-laki.
Masa kecil Franz diwarnai oleh situasi sulit akibat Perang Dunia II. Keluarganya terpaksa meninggalkan Jerman Timur setelah perang, dan Franz, bersama keluarganya, melarikan diri dari tentara Uni Soviet menuju Cekoslovakia Barat, lalu ke Jerman Barat.
Franz tumbuh dalam keluarga yang taat beragama Katolik, dan pada usia 19 tahun, ia bergabung dengan Serikat Yesus (SY) atau Ordo Yesuit. Setelah pendalaman kerohanian, Franz memulai studi filsafat di Philosophissche Hochschule, Pullach, dekat Munchen, dan meraih gelar akademik dalam bidang filsafat.
Pada tahun 1961, Franz dikirim ke Indonesia untuk mengejar pendidikan di bidang filsafat dan teologi. Setelah ditahbiskan menjadi pastor pada tahun 1967, ia kembali ke Jerman untuk meraih gelar doktor dalam bidang filsafat dengan disertasi mengenai Karl Marx.
Franz memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1977, dan mulai aktif dalam dunia pendidikan, terutama sebagai pengajar filsafat. Dia terlibat dalam mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, meneruskan karya ahli filsafat Nicolaus Driyarkara SJ.
Sebagai guru besar filsafat di STF Driyarkara sejak 1 April 1996, Franz aktif sebagai dosen, penulis, dan pembicara di berbagai universitas terkenal di Indonesia. Kontribusinya dalam dunia pendidikan dan filsafat di Indonesia sangat berharga dan tak terlupakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Ramalan Zodiak Leo dkk 1 November 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, dan Keuangan
-
5 Pilihan Chemical Sunscreen untuk Atasi Flek Hitam di Usia 40-an, Mulai Rp40 Ribuan!
-
5 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Two Tone dengan Tingkat Coverage Tinggi, Mulai Rp60 Ribuan
-
Apakah Sunscreen Wardah Wudhy Friendly? Ini Rekomendasi yang Bisa Kamu Coba
-
Bibir Gelap Cocoknya Pakai Lipstik Apa? Ini 6 Pilihan Terbaik, Harga Mulai Rp25 Ribuan
-
5 Pilihan Sepatu Badminton Lokal Murah Terbaik, Cocok untuk Pemula sampai Pro
-
Indonesia Tourism Outlook 2026: Mengintip Strategi Baru Pariwisata Berkelanjutan!
-
4 Zodiak Paling Bahagia Bulan November Ini: Cancer, Semesta Sedang Berpihak Padamu!
-
5 Shio Paling Beruntung Bulan November, Karier Melejit Finansial Membaik
-
Sepatu Batik untuk Sepak Bola? Ortuseight dan Beckham Putra Satukan Budaya dan Lapangan Hijau!