Suara.com - Pembahasan mengenai Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak atau UU KIA cukup menyita perhatian belakangan ini, khususnya terkait cuti melahirkan. Hal ini karena dalam Pasal 5 UU KIA, menjamin ibu pekerja memiliki hak untuk mendapatkan cuti melahirkan sampai 6 bulan.
Cuti melahirkan hingga 6 bulan ini langsung menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama pekerja dan pengusaha. Masing-masing memiliki kekhawatiran terkait cuti selama setengah tahun ini.
Di satu sisi para pekerja, khususnya pekerja perempuan, khawatir jika hal ini akan berdampak pada keberlangsungan kariernya. Sementara bagi para pengusaha, cuti ini dikhawatirkan akan berdampak kepada pekerjaan maupun produktivitas para pekerja.
CEO Opal Communication, Kokok Herdhianto Dirgantoro, adalah satu dari sedikit pengusaha yang sudah menerapkan cuti melahirkan 6 bulan untuk karyawan perempuannya, jauh sebelum adanya UU KIA.
Ketika diwawancarai oleh Suara.com, ia mengaku bahwa cuti selama 6 bulan ini memang memberi dampak pada proses pekerjaan di kantornya. Namun, menurut Kokok, hal ini kembali kepada bagaimana perusahaan tersebut menyiasati kondisi pada saat karyawan cuti.
Dalam hal ini, Kokok biasanya akan mencari pekerja temporer untuk mengisi posisi karyawan yang melahirkan tersebut.
“Karena ada yang cuti, tentu akan ada gangguan operasional. Tapi bisa disiasati. Sebelum melahirkan, bisa dilakukan perekrutan karyawan temporer atau bisa juga magang berbayar untuk menggantikan yang cuti. Alhamdulillah, di kantor saya kebijakan cuti melahirkan tidak mengganggu operasional,” ungkap Kokok kepada Suara.com, Jumat (14/6/2024).
Lalu, adakah keuntungan yang didapatnya sebagai pengusaha dengan penerapan cuti melahirkan 6 bulan itu?
Ia mengaku kalau hal itu secara langsung berdampak pada loyalitas para karyawan. Namun tujuan sebenarnya bukan hanya itu. Menurutnya, cuti 6 bulan ini juga diharapkan akan memengaruhi kesehatan karyawan baik secara fisik maupun mental.
Baca Juga: Bukan Pergi Mancing, Pemerintah Jelaskan 4 Tugas Ayah Selama Ikut Cuti Melahirkan Berdasarkan UU KIA
“Sebagai catatan, kebijakan cuti melahirkan tidak hanya bertujuan meningkatkan loyalitas. Tujuan lainnya adalah agar karyawati bisa fokus recovery fisik dan mental pasca melahirkan, dapat lebih rileks sehingga produksi ASI lebih lancar dan membangun komunikasi nonverbal dengan bayi sedini mungkin,” sambungnya.
Kokok sendiri sudah menerapkan cuti 6 bulan sejak 2015 lalu, dan ia mengaku kebijakannya ini tidak memberikan masalah apapun. Bahkan, meskipun cuti, ia juga tetap memberikan gaji dan fasilitas kepada karyawan tersebut secara utuh.
“Kantor saya, Opal Communication, menerapkan cuti melahirkan 6 bulan sejak 2015. Tahun depan berarti sudah 1 dekade. Cuti melahirkan di kantor saya 6 bulan di belakang dan diterima utuh. Jika ada gangguan ringan selama masa kehamilan, dihitung izin dan tidak mengurangi cuti 6 bulan. Semua gaji dan fasilitas selama cuti tetap diterima utuh oleh karyawati,” katanya.
Lalu, apa alasan Kokok hingga memilih menerapkan adanya cuti 6 bulan ini?
Tak lain karena pengalaman sang istri. Kokok melihat cuti melahirkan 3 bulan yang diberikan kepada istrinya kala itu masih sangat kurang.
Hal itulah yang akhirnya membuat Kokok berniat untuk memiliki perusahaan yang menerapkan cuti 6 bulan untuk karyawatinya yang melahirkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Selain Performative Male, Ada Performative Femininity: Apa Bedanya?
-
Profil dan Rekam Jejak 2 Pengacara Tasya Farasya di Kasus Perceraian, Ada Suami Artis
-
Cerita Perubahan Warga Denpasar Selatan, Saat Pemilahan Sampah Jadi Kebiasaan Baru
-
Disorot Media Israel, Apa Arti Kata 'Shalom' yang Diucapkan Prabowo Subianto saat Pidato di PBB?
-
Cari Moisturizer Pencerah Wajah? Ini 6 Rekomendasinya untuk Hempas Flek Hitam
-
Kenapa Tasya Farasya Cuma Tuntut Nafkah Rp100 Perak dari Ahmad Assegaf? Ini Kata Pengacara
-
Beroperasi Tahun Depan, Apa Beda Sekolah Garuda dengan Sekolah Biasa?
-
Urutan Pakai Ampoule SKIN1004 untuk Kulit Glowing, Pakai Varian Apa Buat Perbaiki Skin Barrier?
-
Siapa Dokter Tifa? Dulu Soroti Ijazah Jokowi, Kini Kritik Pendidikan Gibran
-
Harta Kekayaan Sherly Tjoanda Tembus Rp972 Miliar, Mobil Dinasnya Ringsek Diduga Ditabrak