Suara.com - Kasus perundungan dan kekerasan seksual pada anak masih menjadi perhatian utama banyak pihak. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat, sepanjang 2023 terjadi 30 kasus perundungan di satuan pendidikan.
Situasi ini pula yang menjadi keresahan bagi Ketua Yayasan Kids Biennale sekaligus Kurator, Gie Sanjaya, dalam beberapa waktu belakangan. Kekhawatiran ini mendorongnya untuk menginisiasi pameran Kids Biennale Indonesia.
Kids Biennale Indonesia adalah pameran yang diselenggarakan dua tahun sekali, yang melibatkan praktik seni modern serta aktivitas intelektual dan budaya publik dalam menanggapi isu-isu relevan.
"Bagi saya, Kids Biennale adalah platform untuk anak dan remaja mengangkat isu terkini melalui seni dan budaya. Jadi mereka bisa mengadvokasi, mengkritisi, dan juga menjadi agen perubahan. Walaupun mereka anak-anak dan remaja, tapi mereka diberikan rumah dan tempat supaya mereka bisa speak up, bikin kreasi, merangkul sesama dengan penuh kasih," ujar Gie Sanjaya saat ditemui di kawasan Cilandak, beberapa waktu lalu.
Dalam penyelenggaraannya, Yayasan Kids Biennale Indonesia menitikberatkan pada tiga dosa besar dalam pendidikan: kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. Gie Sanjaya menyatakan kegelisahannya tentang masa depan anak-anak Indonesia jika tidak diberikan perlindungan dan dukungan.
"Masalah anak kan kompleks, maka dari itu kita harus bersama-sama. Kalau tidak, bagaimana regenerasi masa depan, bagaimana mereka belajar budi pekerti, empati, dan mengasihi orang lain," tegasnya.
Kids Biennale Indonesia merencanakan berbagai program biennale, baik skala kecil maupun besar. Program-program ini dirancang untuk melibatkan komunitas secara luas dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
"Kami akan mengadakan program-program yang berkolaborasi dengan siapa saja karena kita tidak bisa berjalan sendiri. Makanya kita harus bergandengan tangan dengan komunitas," tambah Gie.
Yayasan ini juga fokus pada anak-anak spesial, neurodivergent, dan difabel. Saat ini, sebanyak 54 anak dengan kebutuhan khusus terlibat dalam program ini.
Baca Juga: Anak-Anak Virgoun Tak Tahu Ayahnya Kena Kasus Narkoba, Eva Manurung: Saya Bilang Lagi Sekolah Agama
"Dengan begini, kita membekali mereka dan menunjukkan kepada perusahaan bahwa mereka juga bisa bekerja. Atau, mohon maaf, difabel bisa bekerja di kafe, memasak, dan sebagainya. Jadi, kami juga ada program untuk mengkaryakan anak berkebutuhan khusus," jelasnya.
Gie Sanjaya berharap Kids Biennale dapat menjangkau anak-anak di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil seperti Merauke.
"Saya harap di kota lain atau di kampung-kampung, kita bisa serempak merayakan Hari Anak Nasional. Itu tidak harus mewah-mewah, di kampung juga bisa kok. Kita bersama bergerak dengan masyarakat warga sekitar," harapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
5 Tanaman Pengusir Cicak di Rumah, Aman dan Mudah Ditanam!
-
Gak Perlu Ngopi, Cukup Semprot! 5 Parfum Aroma Kopi Ini Bikin Fokus Seharian
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Water Based untuk Kulit Kering, Langsung Meresap Tanpa Lengket
-
5 Rekomendasi Sunscreen Buat Olahraga: Tekstur Ringan dan Bebas Whitecast
-
Duduk Perkara Banyak Band Cabut dari PestaPora karena Freeport: Tuai Kecewa Hingga Putus Kerjasama
-
Disponsori Freeport, Berapa Harga Tiket Pestapora?
-
Profil Kiki Ucup Promotor Pestapora: 'Dicampakkan' Band Gegara Sponsor PT Freeport
-
Sosok Eko Purnomo: Dikira Penjarah Rumah Sahroni, Ternyata Seniman Mendunia
-
Apa Saja Golden Rules JKT48? Tidak Hanya Dilarang Berpacaran
-
Mengenal Sindrom Patah Hati, Begini Cara Pemulihannya