Suara.com - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen menuai kritik tajam. Sejumlah pihak ramai menolaknya lewat petisi maupun demontrasi karena menganggap kenaikan PPN memberatkan masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia resmi menaikkan Tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen. Aturan ini berlaku mulai 1 Januari 2025.
Imbasnya, sejumlah barang dan jasa yang berkategori mewah atau premium akan mengalami kenaikan tarif PPN. Salah satunya adalah institusi pendidikan bertaraf International dengan biaya tinggi dan fasilitas premium.
Bicara soal sekolah internasional, sederet anak artis dan figur publik mengenyam pendidikan di sekolah elite. Salah satu contohnya adalah Rafathar Malik Ahmad, putra Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Rafathar diketahui bersekolah di ACS Jakarta, sekolah elite yang menawarkan pendidikan berstandar dunia.
ACS Jakarta adalah sekolah International Baccalaureate World School dan Cambridge Centre dengan jenjang pendidikan dari TK hingga SMA.
Ini merupakan sekolah internasional yang berlokasi di ibu kota. Dengan fasilitas mumpuni yang ditawarkan, biaya sekolahnya pun fantastis menembus tiga digit per tahun untuk jenjang SD.
Sekolah internasional termasuk barang dan jasa yang dikenakan PPN 12 persen. Dengan begitu, biaya sekolah Rafathar kemungkinan naik mulai tahun depan.
Kata DPR
Baca Juga: PPN Naik 12%, Netizen Ramai-Ramai Bikin Meme Kocak!
Anggota DPR RI Novita Hardini mengkritik kenaikan PPN menjadi 12 persen terhadap sekolah internasional. Menurutnya, kebijakan itu justru menghambat akses masyarakat untuk mendapat pendidikan yang berkualitas di Indonesia.
Novita menyebut tidak semua anak yang mengenyam pendidikan di sekolah internasional berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Ada juga orang tua yang rela bekerja keras dalam keterbatasan demi pendidikan sang buah hati.
"Tidak semua siswa di sekolah internasional berasal dari keluarga kaya. Banyak orang tua yang rela bekerja lebih keras atau menggeser kebutuhan lainnya demi prioritas membiayai pendidikan anak," ujarnya dikutip dari Antara.
Selain dapat memupuskan harapan untuk bersaing secara global lewat pendidikan, kenaikan PPN 12 persen juga dinilai Novita dapat menurunkan minat calon siswa untuk sekolah elite sehingga memilih alternatif sekolah lain yang lebih terjangkau. Oleh karen itu, politikus PDI Perjuangan ini meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan kenaikan PPN 12 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
6 Rekomendasi Sampo Anti Ketombe Terbaik: Ampuh, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Bolehkan Mencabut Uban dalam Islam? Begini Hukum dan Ketentuannya
-
6 Pilihan Parfum yang Cocok Dipakai di Hari Pernikahan, Bikin Momen Makin Berkesan
-
Siapa istri Narji? Sukses Kelola Uang Bulanan dari Suami Jadi Tanah 1000 Hektare
-
Profil Primus Yustisio Mantan Aktor yang Jadi Anggota DPR, Minta Proses LPDP Lebih Transparan
-
Cara Cek Status Honorer yang Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu 2025, Simak Panduannya
-
Terpopuler Lifestyle: Isi Garasi Menkeu Purbaya Bikin Heran, Edit Foto Polaroid Bareng Idola Diburu
-
Inul Daratista Lulusan Apa? Sadar Diri Ogah Jadi Wakil Rakyat karena Tak Sekolah Tinggi
-
Arti Mimpi Beli Mobil Baru Menurut Primbon, Pertanda Kesuksesan Besar?
-
Duduk Perkara Rektor UI Disoraki 'Zionis' di Acara Wisuda, Gegara Undang Tokoh Pro-Israel?