Suara.com - Liburan akhir tahun merupakan momen yang dinanti baik oleh para remaja maupun orang tua untuk dapat menghabiskan waktu bersama dengan beragam kegiatan. Namun, waktu luang yang melimpah sering kali menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi orang tua dalam menjaga keseimbangan aktivitas digital anak remaja mereka.
Dengan akses mudah ke perangkat digital, remaja cenderung menghabiskan waktu bermain game, menjelajahi media sosial, atau mencari hiburan daring. Untuk itu, peran orang tua sangat penting dalam memastikan keseimbangan kehidupan digital remajanya selama masa liburan.
Setelah sukses dengan program school roadshow "Seru Berkreasi" dan #SalingJaga bersama SEJIWA Foundation, TikTok kini berkolaborasi dengan psikolog keluarga dan anak, Samanta Elsener, untuk memberikan tips praktis bagi orang tua dalam mengelola aktivitas digital anak remaja selama liburan sekolah.
Yuk, kita simak tips-tips menarik yang dapat membantu menciptakan liburan sekolah yang bermanfaat sekaligus seru bagi anak remaja:
Buat Jadwal Kegiatan Seimbang
Belakangan ini, muncul istilah "brain rot" yang diartikan sebagai pembusukan otak karena terlalu banyak dan terlalu lama mengkonsumsi konten digital yang tidak berkualitas. Untuk menghindari hal ini, pembatasan waktu layar yang sehat menjadi sangat penting.
“Gadget memang memudahkan dan dapat menghibur anak remaja dengan berbagai konten yang tersedia, membuat anak tidak mudah bosan. Namun, perkembangan anak yang optimal secara emosional, sosial, dan fisik memerlukan perhatian pada keseimbangan waktu dalam mengakses platform daring. Bila tidak dikelola dengan seimbang, maka daya konsentrasi anak dapat menurun, keterampilan belajarnya terhambat, keterampilan sosialnya tidak terlatih dengan optimal, dan risiko kecemasan serta depresi pun meningkat,” ungkap Samanta.
Orang tua perlu membantu anak remajanya menyusun jadwal seimbang antara aktivitas online dan offline. TikTok menerapkan batas waktu layar 60 menit untuk pengguna di bawah 18 tahun, yang bisa dijadikan acuan untuk pengaturan waktu layar.
“Dengan jadwal yang teratur, mereka dapat lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang seimbang,” lanjut Samanta.
Baca Juga: Taman Budaya Sentul, Lokasi yang Tepat untuk Menikmati Liburan Bersama Anak
Pantau Kegiatan Digital Anak Remaja dengan Gentle Parenting
Pola asuh gentle parenting dapat membantu orang tua mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak sekaligus membangun rasa percaya diri dan ketahanan mereka.
"Pola asuh ini menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif, menjaga komunikasi yang terbuka, serta membangun rasa saling percaya, termasuk tentang kegiatan digital anak remajanya. Untuk itu, orang tua tetap perlu melakukan pemantauan, tanpa terlalu mengontrol. Pendampingan yang hangat dan suportif mendorong anak untuk terbuka tentang pengalaman mereka di dunia maya," kata Samanta.
Orang tua pun bisa memanfaatkan fitur keamanan Pelibatan Keluarga di TikTok, yang memungkinkan orang tua untuk memantau dan mengelola aktivitas anak di platform, termasuk mengatur batas waktu penggunaan, membatasi konten, dan mengelola privasi.
Samanta menekankan, “Orang tua dapat menggunakan momen ini untuk berdialog, memberikan edukasi tentang etika digital, dan membantu anak menghadapi tantangan online dengan lebih percaya diri.”
Bangun Bonding dengan Anak Remaja
Memanfaatkan waktu liburan untuk membangun koneksi emosional dengan anak remaja dapat menciptakan hubungan yang lebih hangat dan mendalam.
"Orang tua yang aktif berinteraksi dengan anak, menyediakan waktu khusus bermain setidaknya 20 menit sehari, dapat membuat anak merasa lebih hangat dan diperhatikan. Anak bukan saja butuh bermain untuk mengembangkan keterampilan sosialnya, melainkan juga membutuhkan kehadiran dan perhatian kasih sayang orang tua secara konsisten sehingga anak merasa lebih aman dan percaya diri," ujar Samanta.
Orang tua dapat memanfaatkan TikTok untuk mendapatkan inspirasi kegiatan keluarga, seperti memasak, membuat vlog, atau mencoba tantangan kreatif. Anak remaja juga bisa dilibatkan dalam pembuatan mini vlog atau menjadi kameramen, melatih kreativitas sekaligus mempererat hubungan keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan
-
Apakah Yurike Sanger dan Soekarno Punya Anak? Ini Fakta Lengkap Hubungan Mereka