Suara.com - Legenda tinju dunia, George Foreman meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Keluarganya mengabarkan duka ini melalui media sosialnya pada Jumat (21/3/2025).
"Dengan rasa sedih yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya George Edward Foreman Sr. yang kami cintai, yang meninggal dengan tenang pada tanggal 21 Maret 2025 dikelilingi oleh orang-orang terkasih," tulis akun tersebut, dikutip dari Straits Times.
Namun sampai saat ini belum terungkap penyebab kematian petinju yang hanya 5 kali kalah sepanjang kariernya itu.
George Foreman dikenal sebagai seseorang yang jarang sakit.
New York Times melaporkan bahwa sebelumnya George sempat bercerita kegemarannya makan makanan fast food termasuk cheeseburger.
Padahal banyak ahli gizi dan pakar jantung yang mengingatkan kebiasaan tersebut karena takut akan kesehatan dan kolesterol George Foreman.
"Saat aku meninggalkan Houston ketika berusia 18 tahun, impianku adalah kembali dengan kaya raya untuk membeli semua burger keju yang kuinginkan," kata George.
Baca Juga: Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Junk food adalah jenis makanan dengan cita rasa gurih namun memiliki kandungan gizi yang rendah.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, junk food dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan, salah satunya yaitu serangan jantung.
Lalu apa saja makanan yang masuk ke dalam kategori junk food dan seperti apa bahayanya?
Dilansir laman Siloam Hospital, makanan cepat saji atau dikenal juga sebagai junk food adalah jenis makanan yang mengandung lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi.
Karena hal inilah junk food biasanya memiliki cita rasa yang gurih dan dapat membuat seseorang ketagihan untuk mengonsumsinya.
Tak heran seorang petinju seperti George Foreman pun sampai mengidamkannya dan menjadikan cita-cita untuk membeli semuanya saat kaya.
Bahaya Junk Food untuk Kesehatan Tubuh
Adapun sejumlah bahaya junk food untuk kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan adalah sebagai berikut.
1. Kerusakan Gigi
Kadar gula yang tinggi pada junk food diketahui berisiko memicu terjadinya kerusakan gigi.
Pasalnya, bakteri di dalam mulut akan berinteraksi dengan sisa-sisa pati dan gula, yang akhirnya menghasilkan senyawa asam dalam jumlah banyak.
Senyawa asam inilah yang bisa menghancurkan enamel atau lapisan pelindung gigi sehingga berisiko menyebabkan gigi berlubang.
2. Gangguan Liver
Selanjutnya, makanan ini dapat memicu gangguan liver.
Hal ini dikarenakan junk food mengandung asam lemak jenuh yang tinggi sehingga berisiko memengaruhi fungsi hati dan sistem pencernaan.
Selain itu, lemak yang menumpuk di dalam hati juga berisiko memicu terjadinya peradangan dan kerusakan jaringan organ tersebut.
3. Tekanan Darah Tinggi dan Gangguan Ginjal
Junk food adalah jenis makanan yang mengandung garam atau natrium yang tinggi.
Perlu diketahui, konsumsi garam secara berlebihan yang terkandung di dalam junk food dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan gangguan ginjal.
4. Obesitas
Karena mengandung kalori dan lemak yang sangat tinggi, konsumsi junk food secara berlebihan juga dapat meningkatkan berat badan secara signifikan.
Bahkan, jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, junk food dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
5. Diabetes
Faktor lain yang menyebabkan risiko terjadinya diabetes adalah penerapan pola hidup yang tidak sehat, termasuk mengonsumsi junk food secara berlebihan.
Sebab, junk food dapat menyebabkan penumpukan lemak dan gula di dalam tubuh sehingga akhirnya membuat sel tubuh tidak dapat merespons kerja hormon insulin dengan baik (resistensi insulin).
6. Kanker
Makanan ini juga bisa memicu pertumbuhan sel kanker.
Junk food, terutama daging olahan, seperti sosis dan daging asap, mengandung zat karsinogenik yang bisa menyebabkan mutasi genetik sehingga membuat sel-sel tubuh membelah sangat cepat, abnormal, dan tidak terkendali.
7. Serangan Jantung dan Stroke
Gangguan kesehatan yang juga bisa disebabkan karena mengonsumsi junk food adalah serangan jantung dan stroke.
Konsumsi junk food secara berlebihan diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh.
Kondisi tersebut bisa memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri jantung akibat penumpukan plak kolesterol di dinding pembuluh darah sehingga turut meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung (infark miokard), aterosklerosis, dan stroke.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
7 Rekomendasi Warung Selat Solo Legendaris, Rasa Otentik Sejak Tahun 70-an
-
4 Sunscreen Terbaik dengan SPF 100 yang Ampuh Blokir Sinar UV
-
Literasi Keuangan untuk Gen Z di Kampus: Bekal Wajib di Tengah Maraknya Layanan Finansial Digital
-
7 Sunscreen Paling Murah dengan Efek Mencerahkan, Kulit Kusam Teratasi
-
Era Baru Makeup Flawless: Saat Riasan Tak Hanya Mempercantik, Tapi Juga Merawat Kulit
-
Terpopuler: Beda Silsilah Keluarga 'Dua' Raja Solo hingga 5 Dosa Habib Bahar bin Smith
-
Panduan Memilih Sepatu Terbaik di Wedding Season: Tampil Stylish Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
-
Kulitmu Punya Cerita: Intip Pameran Seni 'Museum of Speaking Skin' yang Bikin Terpukau
-
5 Sepatu Lokal Mirip New Balance 574, Harga Cocok untuk Budget Terbatas
-
7 Moisturizer untuk Usia 40 Tahun ke Atas di Indomaret, Best Anti Aging!